Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Tak ingin terpaku pada bisnis kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus mendongkrak kontribusi kredit korporasi terhadap total kinerja.
Kemarin, BRI menyalurkan fasilitas kredit modal kerja kepada Perum Bulog. BRI memberikan fasilitas penangguhan jaminan impor (PJI) dengan maksimum fasilitas kredit senilai Rp 29 triliun. BRI juga memberikan fasilitas forex line senilai US$ 200 Juta dengan perjanjian kredit berjangka waktu 1 tahun.
Rincian fasilitas PJI tersebut terdiri dari penyaluran kredit senilai Rp 21 triliun untuk pengadaan komoditas beras Perum Bulog baik beras sejahtera (rastra) maupun beras komersial. Bulog menargetkan penyediaan 3,2 juta ton beras rastra di tahun ini. Sedangkan pembiayaan senilai Rp 8 triliun untuk pengadaan komoditi non beras.
Sekretaris Korporasi BRI Hari Siaga mengatakan, fasilitas PJI ini sebagai fasilitas kredit kepada Perum Bulog yang merupakan fasilitas penundaan sebagian (L/C) atau seluruh jaminan impor. Artinya, BRI akan menanggung semua kebutuhan impor pangan Perum BULOG dari luar negeri menggunakan fasilitas tersebut.
Direktur Korporasi Bank BRI Mohammad Irfan menuturkan, pihaknya mengincar sektor-sektor korporasi yang memberikan imbal hasil (yield) tinggi bagi pendapatan BRI. Sektor kredit korporasi yang dibidik BRI seperti perkebunan dan industri manufaktur yang memenuhi kebutuhan konsumen massal.
Bank berplat merah ini mencatat kredit korporasi tumbuh 17,6% atau mencapai Rp 182,1 triliun di kuartal I-2017 dibanding posisi Rp 154,9 triliun di kuartal I-2016. Kredit korporasi tersebut terdiri dari kredit ke perusahaan BUMN senilai Rp 96,4 triliun dan kredit ke korporasi swasta Rp 85,7 triliun.
Sejatinya, segmen korporasi telah mengalami sedikit perbaikan kredit bermasalah (non-performing loan/NPL). Misalnya, pada segmen korporasi swasta tercatat penurunan rasio NPL sebesar 9 basis poin (bps) menjadi 3,69% per kuartal I-2017 dari posisi 3,78% di kuartal I-2016.
Sedangkan NPL di segmen korporasi BUMN tercatat 0% di kuartal I-2017. Hari bilang, BRI menargetkan kredit korporasi tumbuh 12%-14% secara tahunan (year on year/yoy) dari posisi akhir 2016 sebesar 176,8 triliun. "BRI ingin menjaga komposisi kredit UMKM dan kredit korporasi di kisaran 72% berbanding 28%," ujar Hari, Jumat (26/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News