Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Tak ingin terpaku pada bisnis kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ingin berkontribusi besar terhadap penyaluran kredit korporasi di BUMN dan swasta.
Wujud nyata komitmen kredit korporasi adalah BRI menyalurkan fasilitas kredit modal kerja kepada Perum Bulog. BRI memberikan fasilitas Penangguhan Jaminan Impor (PJI) dengan maksimum fasilitas kredit senilai Rp 29 triliun dan fasilitas forex line senilai US$ 200 Juta dengan perjanjian kredit berjangka waktu 1 tahun.
Rincian fasilitas PJI terdiri dari penyaluran kredit senilai Rp 21 triliun untuk pengadaan komoditas beras Perum Bulog, baik beras sejahtera (rastra) maupun beras komersial. Bulog menargetkan penyediaan 3,2 juta ton beras rastra di tahun ini. Sedangkan, pembiayaan senilai Rp 8 triliun untuk pengadaan komoditi non beras.
Wakil Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan, komitmen kredit ini memiliki tujuan untuk menjaga ketersediaan pangan serta stabilitas harga pangan pada tingkat konsumen dan produsen. “Pembiayaan ini sebagai bentuk komitmen BRI untuk mendukung sektor pangan,” katanya, Jumat (26/5).
Sekretaris Korporasi BRI Hari Siaga mengatakan, fasilitas PJI ini sebagai fasilitas kredit kepada Perum Bulog yang merupakan fasilitas penundaan sebagian (L/C) atau seluruh jaminan impor. Artinya, BRI akan menanggung semua kebutuhan impor pangan Perum Bulog dari luar negeri menggunakan fasilitas tersebut.
Direktur Korporasi BRI Mohammad Irfan menuturkan, pihaknya mengincar sektor-sektor korporasi yang memberikan imbal hasil (yield) bagus bagi pendapatan BRI. Sektor kredit korporasi yang dibidik BRI seperti perkebunan dan industri manufaktur yang memenuhi kebutuhan konsumen secara massal.
Bank pelat merah ini mencatat kredit korporasi tumbuh 17,6% atau mencapai Rp 182,1 triiun di kuartal I-2017 dibandingkan posisi Rp 154,9 triliun di kuartal I-2016. Kredit korporasi tersebut terdiri dari kredit ke perusahaan BUMN senilai Rp 96,4 triliun dan kredit ke korporasi swasta sebesar Rp 85,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News