Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memproyeksi transaksi digital nasabah akan semakin meningkat pada periode Ramadan hingga Idul Fitri 2021.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan untuk transaksi digital tahun ini dengan semakin terbiasanya masyarakat bertransaksi online serta makin lengkapnya fitur BRImo.
“Hal ini dicerminkan dari meningkatnya tren pada kondisi periode Ramadan dan lebaran tahun lalu atau sepanjang Mei 2020, layanan transaksi digital banking melalui BRImo mencatat kenaikan secara signifikan yakni tumbuh hampir 100% dibandingkan periode sebelum pandemi Covid19 di awal Maret 2020. Rata-rata hampir 6 juta transaksi setiap hari nya. Sedangkan hingga akhir tahun 2020 tercatat jumlah transaksinya telah tumbuh 660% yoy,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Rabu (14/4).
Ia menambahkan, BRI juga memproyeksi kebutuhan uang kartal periode ramadan dan lebaran tahun ini juga meningkat. Lantaran kondisi ekonomi saat ini mulai menggeliat, terutama apabila dibandingkan dengan tahun lalu yang menerapkan pembatasan secara besar.
Baca Juga: BI persiapkan sistem pembayaran untuk transaksi Ramadan dan Lebaran 2021
Bank Indonesia (BI) memprediksi penarikan uang kartal oleh perbankan menyambut Idul Fitri 2021 mencapai Rp 152,14 triliun. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim menyatakan nilai tersebut meningkat 39,33% year on year (yoy) dibandingkan realisasi penarikan perbankan di 2020 sebesar Rp 109,20 triliun.
“Sebagaimana diketahui, periode Ramadan dan Idul Fitri merupakan periode di mana tingkat outflow tertinggi sepanjang siklus tahunan dalam pengadaan uang. Dimana rata-rata 30% outflow uang kita keluar pada saat Ramadhan dan Idul Fitri,” papar Marlison secara virtual pada Rabu (14/4).
Ia menambahkan, dalam pemenuhan kebutuhan uang kartal senilai Rp 152,4 triliun itu terdiri dari 90,07% uang pecahan besar dengan nominal Rp 100.000 dan Rp 50.000 sebesar Rp 137 triliun. Sementara sisanya senilai Rp 15,2 triliun atau 9,93% merupakan uang pecahan kecil mulai Rp 20.000 ke bawah.
“Pada awal pandemi terjadi Covid-19 di Indonesia, permintaan uang kartal juga turun termasuk di periode ramadhan dan lebaran. Realisasi tahun lalu sebesar Rp 109,20 triliun, turun cukup tajam sebesar 43,3% dari tahun-tahun sebelumnya,” tambah Marlison.
Kenaikan proyeksi kebutuhan uang kartal pada Ramadan dan Idul Fitri tahun ini terjadi karena beberapa faktor. Pertama, memperhitungkan asumsi makro ekonomi dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi Indonesia. Kedua, BI memperhatikan kebijakan pemerintah khususnya realisasi percepatan bantuan sosial tunai (BLT) menjelang Idul Fitri.
“Kemudian kita lihat bagaimana kebijakan program vaksinasi yang mempengaruhi tingkat mobilitas masyarakat. Bila tingkat mobilitas masyarakat makin tinggi maka kebutuhan uang kartal makin tinggi. Tentunya kita juga memperhatikan kebijakan pemerintah tentang larangan mudik lebaran di masyarakat walaupun juga ada dikecualikan mudik lokal di wilayah tertentu,” tegasnya.
Selanjutnya: Begini strategi BI memenuhi kebutuhan uang kartal Rp 152,14 triliun saat Ramadan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News