BRI Salurkan Pembiayaan Berkelanjutan Rp796 Triliun pada Kuartal I-2025

Senin, 19 Mei 2025 / 17:03 WIB

ILUSTRASI. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus memperkuat komitmennya dalam menerapkan prinsip keberlanjutan (ESG: Environmental, Social, and Governance) melalui pembiayaan yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.. KONTAN/Carolus Agus Waluyo

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus memperkuat komitmennya dalam menerapkan prinsip keberlanjutan (ESG: Environmental, Social, and Governance) melalui pembiayaan yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Hingga akhir kuartal I-2025, portofolio pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) BRI tercatat mencapai Rp796 triliun atau setara 64,16% dari total portofolio pembiayaan perseroan.

Portofolio ini mencakup: Social loan senilai Rp700,6 triliun, yang mayoritas disalurkan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Green loan sebesar Rp89,9 triliun untuk mendukung Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).

Selain itu, investasi pada obligasi korporasi berbasis ESG senilai Rp5,5 triliun.

Direktur Human Capital & Compliance BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto mengatakan bahwa prinsip ESG telah diintegrasikan dalam seluruh lini bisnis BRI, mulai dari kebijakan hingga operasional.

“Setiap kebijakan kami dasarkan pada keseimbangan antara potensi bisnis dan dampaknya terhadap sosial serta lingkungan. Ini adalah arah jangka panjang kami dalam membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan,” ujar Solichin dalam siaran pers, Senin (19/5).

Sebagai bentuk akselerasi praktik keuangan berkelanjutan, BRI secara konsisten menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor yang mendukung transisi menuju ekonomi hijau dan inklusif.

Di antaranya adalah pembiayaan untuk proyek energi baru terbarukan, transportasi ramah lingkungan, bangunan hijau, produk ramah lingkungan, dan KUBL lainnya.

Perseroan juga memperkuat manajemen risiko dengan menerapkan kebijakan pembiayaan pada sektor-sektor beremisi tinggi, seperti kelapa sawit, pulp and paper, batubara, serta minyak dan gas bumi.

Hal ini merupakan bagian dari penguatan tata kelola risiko lingkungan dalam portofolio pembiayaan BRI.

BRI turut memperluas akses keuangan inklusif melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kupedes yang menyasar pelaku UMKM.

Langkah ini dinilai strategis untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat.

Selain itu, BRI telah menerapkan Climate Risk Stress Testing (CRST) pada 100% portofolio pembiayaan, sebagai bagian dari adopsi metodologi Climate Risk Management and Scenario Analysis (CRMS) yang dirilis OJK pada 2024.

Melalui CRST, BRI memodelkan dampak risiko iklim terhadap kinerja keuangan debitur secara lebih rinci.

“BRI mengintegrasikan risiko iklim dalam manajemen risiko serta menangkap peluang dari perubahan iklim,” tambah Solichin.

Dengan pendekatan ini, BRI tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam memperluas akses keuangan, mendukung transisi energi bersih, dan mendorong produktivitas serta penciptaan lapangan kerja.