Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Selain itu aspek likuiditas dan permodalan perseroan yang memadai membuat BRI masih dapat memacu kinerja intermediasi untuk menumbuhkembangkan UMKM.
Likuiditas BRI secara konsolidasi masih terjaga, dengan rasio LDR mencapai 88,51% pada kuartal III-2022 Sedangkan LDR yang optimal ada di level 92%. Sehingga untuk memacu pertumbuhan, kata Agus, likuiditas BRI masih sangat cukup.
Sejalan dengan misi pemulihan ekonomi, BRI tercatat memiliki permodalan yang kuat untuk memacu ekspansi kredit. Hal ini tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) secara konsolidasi yang mencapai 26%.
Baca Juga: Terus Tergerus, Simak Skenario Jika Saham GOTO Ambles ke Level Gocap
Sementara itu, total aset BRI hingga kuartal III-2022 mampu tumbuh 4% Year on Year (YoY) menjadi Rp 1.684,60 triliun. Pertumbuhan aset itu terjadi sejalan dengan meningkatnya penyaluran kredit, hingga akhir September 2022, total kredit dan pembiayaan BRI Group tercatat mencapai Rp.l 1.111,48 triliun atau tumbuh 7,92% yoy.
Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat meningkat sebesar 9,83% yoy dari Rp 852,12 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp 935,86 triliun di akhir September 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat menjadi sebesar 84,20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News