Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menargetkan laba bersih pada 2017 bisa mencapai 3% sampai 5%. Pendorong laba pada 2017 ini salah satunya adalah pendapatan bunga bersih dan fee based income.
Suprajarto, Direktur Utama BRI memproyeksi pada 2017 ini, pertumbuhan kredit bisa mencapai 12% sampai 14%. “Seiring dengan penyaluran kredit, NPL dijaga diangka 2,4%,” ujar Suprajarto ketika ketika memberikan paparan RDP di Komisi XI DPR, Kamis (30/3).
Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian, pada tahun ini, bank berkode BBRI ini mengalokasikan rasio pencadangan sebesar 160% sampai 170%.
Selain mengandalkan pendapatan dari bunga kredit, tahun ini BRI juga akan meningkatkan pendapatan dari fee based. Pada 2016 lalu, tercatat fee based BRI sebesar Rp 9,2 triliun atau naik 25,3% secara tahunan atau year on year (yoy). Kenaikan fee based ini utamanya disumbangkan oleh tiga bisnis pertama adalah fee based administrasi simpanan, e-banking dan dari kredit.
Sebagai gambaran pada 2016 lalu, BRI mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 2,18% yoy menjadi Rp 25,7 triliun. Laba ini didorong oleh pendapatan bunga bersih sebesar 15,37% yoy.
Dari sisi kredit pada 2016 BRI mencatat pertumbuhan sebesar 13,76% yoy menjadi Rp 635,3 triliun. Pertumbuhan kredit ini utamanya didorong oleh kredit sektor UMKM. Pada 2016 NPL BRI tercatat sebesar 2,03%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News