Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengambil langkah strategis untuk memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam ekosistem keuangan berkelanjutan di Tanah Air.
Bank syariah terbesar di Indonesia itu menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Global Green Growth Institute (GGGI), organisasi internasional antarpemerintah yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi hijau dan inklusif.
Kemitraan ini menjadi tonggak penting dalam mendorong inovasi keuangan berkelanjutan dan memperluas akses pembiayaan hijau di Indonesia.
Baca Juga: Ekonom BSI Ramal BI Kembali Pangkas Suku Bunga jadi 4,50% pada Oktober 2025
Langkah tersebut juga merupakan bagian dari komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) BSI untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan iklim serta mendukung pencapaian target nasional terkait perubahan iklim.
Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menegaskan, kolaborasi dengan GGGI akan memperkuat inovasi produk keuangan syariah yang sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan global.
“Melalui kolaborasi ini, BSI akan mengembangkan produk keuangan berorientasi keberlanjutan guna mendukung target nasional terkait perubahan iklim dan SDGs. Bersama GGGI, kami berupaya memperkuat kerangka dan kapasitas penerbitan sustainability sukuk serta memperluas akses terhadap pembiayaan iklim dari sumber internasional,” ujar Bob dalam siaran pers, Selasa (21/10).
Penandatanganan MoU dilakukan oleh SVP Environmental, Social, and Governance (ESG) BSI Rima Dwi Permatasari dan Country Representative GGGI Indonesia Rowan Fraser.
Kerja sama ini berfokus pada penguatan ekosistem pendukung penerbitan sustainability sukuk yang kredibel dan sesuai dengan standar internasional.
Baca Juga: Strategi Bank BSI (BRIS) Dorong Pertumbuhan KPR
Rowan Fraser menyambut baik inisiatif BSI untuk mempercepat adopsi keuangan hijau di sektor syariah.
“Melalui kemitraan ini, GGGI akan memperkuat kerangka produk keuangan syariah hijau dan mendukung penerbitan sukuk tematik di pasar domestik maupun global. Kami berharap inisiatif ini dapat mendorong partisipasi lebih luas dari sektor swasta dalam pembiayaan berkelanjutan serta mempercepat penghijauan sektor perbankan syariah,” kata Rowan.
Sebagai bagian dari kolaborasi, BSI dan GGGI akan fokus pada tiga agenda utama:
- Mengembangkan kerangka sustainability sukuk sesuai standar internasional;
- Memperkuat kapasitas kelembagaan BSI dalam keuangan berkelanjutan; dan
- Membangun mekanisme pemantauan dan pelaporan yang transparan untuk meningkatkan kepercayaan investor.
Baca Juga: Himbara Belum Salurkan Pembiayaan ke Koperasi Merah Putih, Begini Kata BNI dan BSI
BSI menyadari perannya dalam mendukung komitmen iklim Indonesia, termasuk penurunan emisi gas rumah kaca (NDC) pada 2030 dan target net-zero emissions pada 2060.
Dengan estimasi kesenjangan pembiayaan iklim mencapai Rp 3.990 triliun pada 2030, sektor perbankan syariah dipandang memiliki peran strategis dalam menutup gap tersebut.
Kolaborasi ini menegaskan komitmen BSI untuk tidak hanya menjadi pemimpin di industri keuangan syariah, tetapi juga menjadi motor penggerak transisi menuju ekonomi rendah karbon dan sistem keuangan nasional yang berkelanjutan.
Selanjutnya: Bea Cukai Bawa Isu Digitalisasi dan Green Customs ke Forum BRICS
Menarik Dibaca: Pasar Aset Kripto Rontok, Koin FLOKI Mendaki ke Puncak Top Gainers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News