kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.108   11,47   0,16%
  • KOMPAS100 1.063   0,60   0,06%
  • LQ45 836   0,73   0,09%
  • ISSI 215   0,25   0,12%
  • IDX30 427   0,78   0,18%
  • IDXHIDIV20 516   2,16   0,42%
  • IDX80 121   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 143   0,32   0,23%

BSI tak merevisi RBB tahun ini, simak alasannya


Jumat, 30 Juli 2021 / 13:17 WIB
BSI tak merevisi RBB tahun ini, simak alasannya


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tidak akan merevisi rencana bisnis bank (RBB) perseroan tahun ini meskipun kebijakan PPKM menjadi tantangan saat ini dalam menyalurkan pembiayaan. Perseroan optimistis profitabilitasnya masih akan tumbuh baik pada semester II seperti hal dengan capaian di paruh pertama. 

Bank berkode saham BRIS ini menargetkan laba bersih sekitar Rp 2,9 triliun- Rp 3 triliun. Target itu optimistis bisa dicapai mengingat perseroan sudah mengantongi Rp 1,48 triliun pada semester I atau tumbuh 34,29% year on year (yoy).

"Juni-Juli, kami diminta regulator untuk kemungkinan merevisi RBB baik ke atas maupun ke bawah. Kami sepakat tidak perlu mengubah RBB. Memang PPKM akan mengganggu fungsi intermediasi yang sudah mulai positif pada Mei. Namun, mudah-mudahan  kebijakan ini tidak berlangsung lama," kata Hery Gunardi Direktur Utama BSI dalam konferensi pers, Jumat (30/7).

Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menambahkan, panduan ekspansi pembiayaan BSI sampai akhir tahun cukup konservatif yakni single digit. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) diproyeksi masih akan tumbuh dua digit karena likuiditas di pasar masih banjir saat ini.

Baca Juga: Integrasi rekening di Bank Syariah Indonesia (BRIS) sudah mencapai 86,5%

Dia bilang, BSI optimistis target profitabilitas tercapai sampai akhir tahun karena di paruh pertama sudah terealisasi sekitar 50%. Profitabilitas perseroan masih tumbuh di tengah tantangan pandemi Covid-19 karena sudah beradaptasi setelah mempelajari kondisi yang sudha belangsung selama satu setenagh tahun lebih tersebut. 

"Kami melakukan cost efisiensi dan juga bisa menjalankan bisnis tanpa ketemu nasabah lewat layanan digital. Faktor kedua yang mendorong profitabilitas ini karena kami sudah melakukan pencadangan sangat besar tahun lalu sehingga tekanan untuk melakukan pencadangan tahun ini tidak sebesar tahun 2020," jelas Cahyo. 

Dalam menyalurkan pembiayaan, BSI akan akan selektif dalam fokus pada sektor yang aman.  Di segmen wholesales, perseroan akan masuk ke sektor ingrastruktur yang dijamin oleh pemerintah. Bank ini telah menyalurkan pembiayaan Rp 1,2 triliun pada proyek infrastruktur sepanjang semester I lewat pembiayaan sindikasi.

Pada segmen UMKM, BSI akan melakukan ekspansi pada debitur yang memiliki kualitas bagus dan juga hasil refferal dari cabang. Perseroan akan mendukung segmen ini dnegan dana PEN dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pembiayaan BSI di segmen konsumsi masih relatif aman. Hery mengatakan, pembiayaan mitra guna dan griya sudah tumbuh. Namun, pembiayaan mobil masih tertekan. 

"Segmen konsumsi relatif aman karena menggunakan underlying payroll," ujarnya. 

Per Juni 2021,  pembiayaan BSI tumbuh 11,73% yoy menjadi Rp 161,5 triliun dari Rp 144,5 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selanjutnya: Simak kinerja cemerlang BSI (BRIS) pada semester I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×