Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini
BANDUNG. PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatatkan pembiayaan per November 2016 tumbuh 8,9% menjadi Rp 54 triliun secara year on year (yoy) . Perolehan tersebut sudah mendekati target pembiayaan akhir tahun 2016 sebesar Rp 54,57 triliun.
Sementara itu, dari segi Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah terbesar ini berhasil meraih Rp 68,2 triliun atau tumbuh 15,1% dibanding perolehan November 2015 sebesar Rp 59,1 triliun.
SEVP Finance and Strategy BSM, Ade Cahyo Nugroho menyebut, angka tersebut telah menembus target DPK sepanjang tahun 2016 BSM sebesar Rp 66,7 triliun. "Pertumbuhan DPK kita di atas rata-rata pertumbuhan nasional," tutur Ade, Rabu (21/12).
Selain pembiayaan dan DPK, rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Loan/NPF) BSM juga telah berhasil ditekan menjadi 5,4% pada November 2016 dibanding realisasi NPF November tahun lalu 7,07%.
Sebagai informasi, rasio NPF BSM per November 2016 ini telah ditekan di bawah target bulan November yakni 5,52%. Sementara, hingga akhir tahun BSM menargetkan NPF di level 5,45%.
Adapun aset BSM juga melambung naik menjadi Rp 77,4 triliun per November 2016 atau tumbuh 15,3% dibanding pencapaian tahun lalu sebesar Rp 67,1 triliun. Jumlah aset ini juga telah melewati target hingga akhir Desember 2016 sebesar Rp 76,11 triliun.
Untuk tahun depan, BSM memasang target pertumbuhan di kisaran 9,4%. Sementara, untuk target DPK di kisaran 10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News