/2012/01/10/895978490.jpg "BSM masih akan tutup layanan gadai emas")
Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) menilai pengaturan baru yang bakal dikeluarkan Bank Indonesia (BI) mengenai gadai emas tidak akan membatasi perkembangan perbankan syariah.
"Sektor gadai syariah ini kan baru. Jadi kami menyambut baik jika BI akan me-review loan to value maupun jangka waktu," ujar Direktur Bank Syariah Mandiri Hanawijaya, Selasa (10/1).
Seperti diketahui, otoritas perbankan segera meluncurkan aturan mengenai layanan gadai emas perbankan syariah akhir Januari 2012. Kebijakan ini nantinya akan berbentuk surat edaran yang mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) Produk Syariah.
Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI Mulya E Siregar menuturkan aturan tersebut akan mencakup antara lain pembatasan jumlah pembiayaan maksimal ke nasabah, loan to value (LTV) maksimal 80%, harga taksiran terhadap emas yang digadaikan, serta keharusan nasabah mencantumkan tujuan penggunaan dari gadai emas tersebut.
"Intinya kan BI tidak melarang gadai emas, masih tetap bisa jalan hanya saja harus menyesuaikan SOP. Bank syariah sepakat membetulkan datanya kemudian kita mulai yang baru," uajr Hanawijaya.
Sementara itu, mengenai kabar akan ada pembatasan plafon pembiayaan sebesar Rp 100 juta, Hanawijaya menilai hal itu belum ada aturan khusus dari BI yang BSM terima.
"Yang dibatasi BI itu yang gadai untuk investasi. Kalau untuk perusahaan butuh uang untuk investasi dan kebetulan mereka punya emas 10 kg, ya bisa saja. Itu yang dibiayai kan bukan emas, melainkan usahanya," jelas Hanawijaya.
Sebagaimana diketahui, BSM sejak akhir tahun lalu menghentikan sementara layanan baru untuk gadai emas. Hanawijaya mengungkapkan, BSM belum dapat memutuskan kapan layanan gadai emas baru bisa dibuka kembali.
"Itu sangat tergantung hasil review kebijakan internal risk management. Makin cepat, makin baik," ungkap Hana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
