Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Tak mau kalah dengan bank swasta, dua bank BUMN yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) meluncurkan tawaran bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) single digit untuk mendongrak permintaan KPR yang sedang lesu. Pasalnya, saat ini pendapatan masyarakat terus turun seiring perlambatan ekonomi.
Direktur Kredit Pemilikan Rumah BTN Mansyur Nasution mengatakan, pihaknya memberikan bunga KPR sebesar 6,6% selama 1 tahun untuk rumah non subsidi dengan kisaran harga Rp 250 juta-Rp 350 juta per unit.
“Bunga rendah ini hasil kerja sama dengan 40 pengembang, yakni 6,6% dari BTN dan 3% dibiayai oleh pengembang,” ucap Mansyur, kepada KONTAN, Selasa (9/2).
Targetnya, KPR non subsidi tumbuh 18%-19% di tahun 2016 sehingga kontribusi rumah ini naik menjadi 56% terhadap total kredit perumahan BTN. Adapun, BTN mencatat telah menyalurkan kredit untuk rumah non subsidi sebesar Rp 53,56 triliun per Desember 2015 atau naik 17,47% dibandingkan posisi Rp 45,60 triliun per Desember 2014.
Mansyur menambahkan, untuk KPR subsidi akan tumbuh 13%-15% di tahun 2016 dengan kontribusi sebesar 44% terhadap total kredit perumahan BTN. Tahun lalu, KPR subsidi tumbuh 26,73% menjadi Rp 43,52 triliun per Desember 2015 dibandingkan posisi Rp 34,34 triliun per Desember 2014.
Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo menyampaikan, pihaknya sudah lebih awal menawarkan bunga single digit untuk KPR yaitu pada Januari 2016. Bank berplat merah ini memberikan bunga KPR ringan tetap selama 5 tahun. Misalnya, bunga sebesar 8,70% untuk 2 tahun pertama, 10,70% untuk 3 tahun selanjutnya.
“Selanjutnya, kami masih mengkaji secara insentif pemberian bunga KPR single digit untuk jangka waktu yang lebih panjang,” terang Anggoro. BNI sendiri membidik pertumbuhan KPR sebesar 10%-12% di tahun 2016. Dari pertumbuhan tersebut, porsi pembiayaan antara properti baru berkisar 40% dan properti bekas sebesar 60%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News