Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski kondisi global masih penuh tantangan dan pandemi Covid-19 belum berakhir, PT Bank Tabungan Negara (Persero) masih optimistis mampu mencapai target 2022.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan belum ada rencana untuk merevisi rencana bisnis bank (RBB) tahun ini.
“Kami yakin, tahun 2022 dengan berbagai dinamika di bidang ekonomi maupun kesehatan hingga kebijakan regulator, kami yakin bisa capai target kredit BTN kisaran 9% sampai 11% di 2022. Sumbernya dari permintaan masyarakat maupun dukungan pemerintah seperti penyaluran kredit subsidi atau FLPP yang jumlahnya menjadi 200.000 unit rumah,” ujarnya secara virtual pada Jumat (22/4).
Ia menambahkan, secara nominal FLPP tersebut setara Rp 23 triliun. Di samping itu, BTN juga mengembangkan ekspansi ke kelompok menengah dan milenial yang masih besar potensinya untuk penuhi kebutuhan rumah.
Baca Juga: Optimalkan Kinerja, Bank Tabungan Negara (BBTN) Masih Andalkan Rights Issue di 2022
BTN berharap laba bersih bisa tumbuh 12% hingga 14%. Sedangkan rasio kredit bermasalah bisa dijaga di level 3,3% hingga 3,5%. Sedangkan NPL Coverage akan dipertahankan diatas 150%.
Hingga kuartal pertama 2022, BTN berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 774 miliar. Perolehan tersebut melonjak 23,89% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy) senilai Rp 625 miliar.
Bank BTN berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp 277,13 triliun di sepanjang Januari hingga Maret 2022. Nilai ini meningkat 6,04% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 261,34 triliun.
Menurut Haru, penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal 1-2022. Adapun kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir Maret 2022 mencapai Rp248,57 triliun.
Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal I-2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp 134,04 triliun tumbuh 9,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 122,96 triliun.
Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,16% menjadi Rp 84,28 triliun pada kuartal I-2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 80,14 triliun.
“Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. Maka itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kami terus membaik. NPL Gross di level 3,6%, lebih rendah dari sebelumnya di level 4,25%, Sedangkan NPL Net sebesar 1,28%, turun dari posisi 1,94%,” kata Haru.
Baca Juga: Kredit BTN Naik 6% di Kuartal I-2022, Ini Penyebabnya
Kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 28,81% pada kuartal 1-2022 menjadi Rp 3,57 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,77 triliun.
Lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) Bank BTN juga mengalami kenaikan dari 3,31% pada akhir Maret 2021 menjadi 4,29% di kuartal I-2022.
Menurut Haru, meski rasio NPL mengalami perbaikan, Bank BTN pada kuartal I-2022 tetap menaikkan rasio cadangan atau Coverage Ratio menjadi 146,73% dari 115,93% pada kuartal I-2021.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Haru mengungkapkan pada kuartal I-2022 perolehan DPK Bank BTN mencapai Rp 290,53 triliun. Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp 128,26 triliun naik sebesar 13,85% dibandingkan akhir Maret 2021 sebesar Rp 112,66 triliun.
Baca Juga: Ini Perkembangan Suku Bunga Kredit BRI, BTN, Bank Mandiri dan BCA
“Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat porsi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,15% dari total DPK Bank BTN pada kuartal I-2022,” jelasnya.
Haru menegaskan, kenaikan dana murah Bank BTN berhasil menekan biaya dana atau cost of fund Bank BTN pada kuartal I-2022 menjadi 2,41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,69%.
Fokus Bank BTN dalam menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal telah membuat total deposito perseroan mengalami penurunan 10,96% menjadi Rp 162,27 triliun pada kuartal 1-2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 182,25 triliun.
“Strategi ini membuat yang biasanya porsi dana mahal atau deposito selalu di atas 60%, pada kuartal I-2022 ini turun menjadi hanya 55,85%,” tegasnya.
Di sisi lain, Haru menegaskan, Bank BTN terus mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Salah satunya dengan menggenjot pembiayaan perumahan untuk kalangan milenial.
Pada kuartal I-2022 ini dari total pencairan kredit perumahan yang mencapai Rp8,4 triliun, sebesar 90% atau sekitar Rp7,6 triliun mengalir ke kalangan milenial.
“Adapun sepanjang tahun 2019 hingga akhir 2021 Bank BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 388.000 unit rumah kepada kalangan milenial,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News