Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Statistik Perbankan Indonesia (SPI) akhir tahun lalu mencatat, total pendapatan bunga mencapai Rp 717,66 triliun. Jumlah tersebut tumbuh secara tahunan atau year on year (yoy) yakni sebesar 5,31% bila dibandingkan capaian tahun sebelumnya Rp 681,46 triliun.
Bila dirinci, dari jumlah tersebut pendapatan bunga dari kredit yang diberikan naik lebih tipis sebesar 2,14% yoy menjadi Rp 484,48 triliun. Alhasil, jumlah pendapatan bunga bersih bank konvensional mencapai Rp 358,1 triliun atau naik 4,45% secara yoy.
Kendati secara industri tumbuh tipis, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk justru mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga kredit mencapai 12,48% yoy menjadi sebesar Rp 17,38 triliun. Total pendapatan bunga bersih perseroan pun juga naik 14,45% secara tahunan menjadi Rp 9,44 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp 8,25 triliun.
Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso pun optimistis tahun ini pihaknya dapat memupuk pendapatan bunga lebih besar dibandingkan tahun lalu yakni di atas 20%. '
"Tahun 2018, BTN menargetkan pertumbuhan pendapatan bunga di atas 20% seiring dengan rencana pertumbuhan kredit 22% sampai 24% yang jauh lebih tinggi dibandingkan industri," kata Mahelan kepada Kontan.co.id, Senin (26/2).
Adapun, perolehan pendapatan bunga tahun lalu mayoritas ditopang oleh realisasi program sejuta rumah. Hingga Desember 2017 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mengucurkan pembiayaan sebanyak 667.312 unit rumah.
Dukungan Bank BTN tersebut terdiri atas penyaluran kredit perumahan subsidi untuk 481.329 unit rumah atau setara Rp 34,16 triliun dan kredit perumahan non-subsidi untuk 185.983 unit rumah senilai Rp 37,37 triliun.
Sementara untuk tahun ini, pihaknya menargetkan dapat menyalurkan kredit perumahan kepada 750.000 unit rumah terkait program pemerintah tersebut. Meski begitu, Mahelan mengatakan tahun 2018 diperkirakan perolehan pendapatan bunga tak terlalu berbeda dengan tahun lalu, sesuai dengan capaian kredit BTN yang berada jauh lebih tinggi dibandingkan industri. Catatan saja, tahun lalu BTN membukukan realisasi kredit sebesar Rp 198,99 triliun jumlah tersebut naik secara tahunan 21,01%.
Mahelan menjelaskan, guna memupuk pendapatan bunga yang lebih tebal, pihaknya terus memperbaiki kualitas kredit yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap pendapatan.
Selain dari sisi pendapatan bunga, cara lain perseroan untuk menggenjot laba yakni dengan mendorong perolehan fee based income atau pendapatan non bunga. "Salah satunya BTN masih memiliki potensi untuk fee based terutama dalam bidang wealth management, electronic banking dan pendapatan terkait rekening," ungkap Mahelan.
Asal tahu saja, tahun lalu fee based income BTN tumbuh sebesar 25,93% secara yoy. Tahun ini bank bersandi saham BBTN ini mematok dapat menggenjot fee based income hingga naik 35% dibandingkan capaian tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News