kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BTPN membidik pertumbuhan kredit UKM 50%


Jumat, 01 April 2016 / 10:39 WIB
BTPN membidik pertumbuhan kredit UKM 50%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Ke depan, wajah bisnis PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) bakal bertransformasi. Wakil Direktur Utama BTPN Ongky Wanadjati Dana menyampaikan, pihaknya akan bergeser ke bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) dari fokus sebelumnya di kredit pensiunan dan mikro. 

Alasan BTPN, pasar UKM dianggap sebagai pasar yang masih potensial. "Kami membidik pertumbuhan kredit UKM sebesar 40%-50% di tahun 2016," kata Ongky, Kamis (31/3). Dengan kata lain, bank ini berambisi menyalurkan kredit UKM sebesar Rp 9,16 triliun-Rp 10,30 triliun per akhir tahun 2016. 

Tahun lalu, kredit UKM mengucur sebesar Rp 6,86 triliun. Sektor kredit perdagangan masih menjadi andalan segmen kredit UKM. Yang patut diketahui, perpindahan segmen bisnis ini bakal berdampak terhadap margin. Pasalnya, tingkat bunga kredit UKM lebih rendah ketimbang bunga kredit pensiunan dan mikro. 

Gambaran saja, saat ini BTPN menetapkan tingkat bunga kredit UKM sebesar 12%-13%. Bunga kredit itu lebih rendah ketimbang bunga mikro yang dipatok di atas 20%, tergantung dari tingkat agunan. Sebagai pemain anyar di bisnis UKM, BTPN akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit. 

Hal ini ditempuh agar rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tetap terjaga sejak awal bisnis bertumbuh. Akhir tahun lalu, rasio NPL kredit UKM di bawah level 1%. "Bisnis ini masih baru jadi rasio NPL masih rendah dan target bisnis juga tinggi," ucap Ongky.

Perlambatan pertumbuhan bisnis di kredit mikro dan pensiunan menjadi alasan utama BTPN memperbesar porsi kredit UKM. Prediksi BTPN, kredit mikro akan tumbuh rendah di tahun ini karena bisnis komoditas yang lesu mulai merembet ke mikro. 

BTPN memperkirakan, kredit mikro akan tumbuh stagnan. Adapun, perusahaan menyalurkan kredit mikro sebesar Rp 8,73 triliun per Desember 2015. Begitu pula dengan kredit pensiunan yang hanya diramal tumbuh 7%-8% karena outstanding kredit pensiunan sudah jumbo dan jumlah pensiunan semakin terbatas karena ada penambahan masa pensiunan. 

Selain itu, "Ada pemain baru di bisnis pensiunan," tambah Ongky. Dengan target tersebut, maka BTPN akan mencatatkan kredit pensiunan sebesar Rp 40,53 triliun-Rp 40,91 triliun per akhir tahun 2016. Tahun lalu, kredit pensiunan BTPN sebesar Rp 37,88 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×