kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BTPN Syariah bukukan pembiayaan Rp 6,87 triliun per semester I-2018


Selasa, 17 Juli 2018 / 15:59 WIB
BTPN Syariah bukukan pembiayaan Rp 6,87 triliun per semester I-2018
ILUSTRASI. Layanan BTPN Syariah


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) mencatat kinerja positif sepanjang paruh pertama 2018. Hingga akhir Juni 2018, BTPN Syariah membukukan pembiayaan Rp 6,87 triliun, tumbuh 19,1% year on year (yoy).

“Bisnis model kami unik, menyasar ibu-ibu dari kelompok prasejahtera produktif dengan nilai pembiayaan rata-rata Rp 2 juta per nasabah. Kami bersyukur dapat melayani segmen ini demi terbukanya akses keuangan untuk seluruh lapisan masyarakat,” kata Ratih Rachmawaty, Direktur Utama BTPN Syariah dalam keterangan tertulis, Selasa (17/7).

Meski tumbuh dobel digit, tingkat rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) sebesar 1,7% (gross). Kuncinya, lanjut Ratih lantaran manajemen menjalankan fungsi intermediasi dengan seimbang dan melakukan program pendampingan.

Sedangkan jumlah dana pihak ketiga (DPK) per semester I-2018 tercatat Rp 7,02 triliun, tumbuh 17,8% year on year (yoy) dari posisi Juni 2017 sebesar Rp 5,96 triliun. Pengumpulan DPK ini juga sejalan dengan laju pertumbuhan pembiayaan sehingga rasio likuiditas atau financing to deposit ratio (FDR) sebesar 97,9%.

“Rasio ini menunjukkan bahwa dana masyarakat yang kami kumpulkan dapat disalurkan dengan optimum ke masyarakat prasejahtera dalam bentuk pembiayaan produktif,” kata Ratih

Dengan berbagai pencapaian tersebut, BTPN Syariah mencatat kenaikan aset sebesar 32,5% menjadi Rp 10,73 triliun per akhir Juni 2018. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 36,9%. 

Sementara itu, laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp449 miliar, tumbuh 53,4%.

“Laba tumbuh positif berkat pertumbuhan pembiayaan yang impresif, kualitas pembiayaan yang baik dan biaya operasional yang lebih efisien,” tutup Ratih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×