Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Lampu merah mulai menyala bagi para investor properti. Bank Indonesia (BI) sudah bertekad bulat bakal merampungkan perluasan aturan rasio pinjaman terhadap aset atau loan to value (LTV) kredit properti untuk kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) pada Oktober mendatang.
Sekadar menyegarkan ingatan, BI menurunkan jumlah kredit yang boleh diberikan bank untuk pembelian rumah dan apartemen menjadi 50% -60%. Seperti yang ditulis KONTAN, 10 Juli 2013, perluasan LTV karena beleid sebelumnya, yakni uang muka minimal 30% tak dapat membendung membludaknya kenaikan permintaan dan harga rumah, terutama tipe 20 m2 - 70 m2 dan di atas 70 m2.
Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengatakan, aturan ketentuan uang muka atau down payment (DP) tetap ada perbedaan antara rumah pertama dengan rumah kedua dan selanjutnya. Saat ini LTV kredit rumah pertama yang berlaku sebesar 70%.
Nah, mulai bulan depan, bank sentral bakal mewajibkan aturan LTV ini berlaku serempak oleh semua perbankan di tanah air terhadap KPR rumah kedua dan apartemen. Namun, tidak termasuk rumah toko (ruko).
Nantinya, LTV untuk rumah kedua untuk tipe di atas 70 m2 menjadi 60%. Lalu, untuk rumah ketiga dengan tipe di atas 70 m2 menjadi 50%. Demi memuluskan aturan ini, BI mewajibkan perbankan mengetahui data nasabah mereka. Misalnya, profil nasabah tersebut tergolong KPR pertama, kedua atau seterusnya. Regulator juga akan mengatur kepemilikan rumah milik suami dan istri.
Berdasarkan identitas, pihak suami dan istri akan dihitung sebagai satu debitur. Namun, status suami istri dapat terhitung dua debitur berbeda bila mereka mempunyai perjanjian pisah harta. BI memperkirakan, aturan ini dapat mempengaruhi 53,8% dari total KPR. Berdasarkan data BI per Juli 2013, kredit untuk rumah tinggal mencapai Rp 254,796 triliun, kemudian kredit untuk flat dan apartemen mencapai Rp 11,070 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News