Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merespons kenaikan suku bunga acuan 125 basis poin (bps) industri perbankan menyesuaikan bunga deposito dan kredit. Meski demikian bunga untuk transaksi kartu kredit tetap sama. Artinya tidak ada pengaruh kenaikan bunga acuan terhadap kinerja kartu kredit perbankan.
Ambil contoh PT Bank Central Asia Tbk sejak Agustus telah menaikan suku bunga sebesar 0,25%. Khusus kredit pemilikan rumah (KPR) naik 0,70% dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sebesar 0,50%. Namun untuk kartu kredit masih sama.
"Bunga kartu kredit masih tetap seperti sebelumnya. Kenaikan 0,25% itu berlaku di kredit modal kerja. Dari data hingga Agustus 2018, pertumbuhan outstanding masih sesuai yaitu di sekitar 11% jadi masih belum ada dampak pada transaksi kartu kredit," ujar Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra kepada Kontan.co.id pada Senin (9/9).
Lanjut Jan Hendra secara umum hingga Agustus 2018, nilai transaksi kartu kredit bank dengan kode saham BBCA sekitar Rp 45 triliun atau tumbuh sekitar 13% secara tahunan atau year on year (yoy). Masih sama dengan periode sebelumnya, kinerja kartu kredit didominasi oleh sektor ritel, fesyen, groceries, dan travel.
Begitupun dengan Bank Negara Indonesia Tbk yang menyatakan tidak ada pengaruh bila bank menyesuaikan suku bunga kredit kepada kinerja kartu kredit. "Sedangkan untuk bunga kredit, khusus untuk kartu kredit ini terdapat regulasi yg membatasi maksimal suku bunga yg dapat dibebankan ke customer. Sehingga, saat ini kami mengikuti peraturan tersebut dan tidak dapat melakukan kenaikan bunga," ujar Pemimpin Divisi Bisnis Kartu Kredit Bank BNI Okki Rushartomo kepada Kontan.co.id.
Lanjut Okki, kinerja kartu kredit bank dengan kode saham BBNI ini ditopang oleh dikontribusi dari transaksi e-commerce, travel, dan dining hingga akhir Agustus. Namun Okki tidak merinci nilai transaksi kartu kredit BNI.
"Data Agustus 2018 ini mohon maaf kami belum bisa share datanya. Hanya bisa per Juni, dimana tumbuh 9,9% yang merupakan salah satu tertinggi di industri. Secara total industri sendiri hanya tumbuh di kisaran 3%-4%," tambah Okki.
Okki melihat pertumbuhan di paruh kedua 2018, masih lebih baik. Hal ini lantaran ada banyak travel fair, promo e-commerce, dan liburan natal serta tahun baru akan turut meningkatkan transaksi konsumen. Meski tidak merinci nilai transaksi, Okki menyatakan posisi Agustus masih sesuai dengan target volume penjualan 15% di akhir tahun.
Kinerja kartu kredit pada PT Bank CIMB Niaga Tbk juga masih masih tumbuh. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan, pertumbuhan tertinggi berasal dari transaksi ecommerce. Sedangkan berdasarkan nominal rupiah, kinerja kartu kredit diropang oleh transaksi retail groceries dan juga travel related, seiring dengan banyaknya travel fair.
"Sejauh ini secara tahunan transaksi kartu kredit kami masih tumbuh 10%. Melihat pertumbuhan yang ada. Kami rasa lebih rasional menjaga rasio pertumbuhan seperti saat ini," kata Lani kepada Kontan.co.id.
Lani menambahkan, nominal transaksi kartu kredit CIMB tumbuh sekitar 5%. Sedangkan jumlah kartu kredit yang bererdar tumbuh 10%.
Asal tahu saja, Bank Indonesia mencatatkan hingga Juli 2018, perjadi pertumbuhan nilai transaksi kartu kredit 4,28% secara tahunan atau year on year (yoy). Pada tujuh bulan pertama 2018, nilai transaksi kartu kredit Rp 178,22 triliun. Posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 170,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News