Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan bisnis e-commerce meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut ikut mendongrak transaksi perbankan di e-commerce sebagai sarana sistem pembayaran.
Salah satunya antara lain kelompok bank pelat merah atau BUMN. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya yang mengatakan sampai dengan Agustus 2018 lalu, pertumbuhan transaksi nasabah BNI di e-commerce terus meningkat, bahkan mencapai 7 kali lipat dari segi jumlah transaksi.
Direktur Ritel Banking BNI Tambok P.S. Simanjuntak mengatakan, tak hanya dari segi transaksinya saja yang secara pesat bertumbuh. Jumlah dana pada rekening BNI baik secara tabungan maupun giro pada e-commerce ikut meningkat setidaknya dua kali lipat dalam setahun terakhir.
Bila dirinci, sampai dengan posisi Agustus 2018 total transaksi e-commerce BNI sudah mencapai 16,6 juta transaksi. Jumlah tersebut sudah mendekati realisasi sepanjang tahun 2017 yang mencapai 21,5 juta transaksi.
Bank berlogo 46 ini optimis, peningkatan transaksi menggunakan kartu BNI pada e-commerce akan semakin deras. Tidak tanggung-tanggung, BNI memproyeksikan tahun ini total transaksi e-commerce dapat mencapai 31,1 juta.
Bila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, jumlah tersebut meningkat sebanyak 44,65% secara tahunan atau year on year (yoy). Pun, bila dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya jumlah transaksi e-commerce BNI cenderung naik drastis.
Ambil contoh pada tahun 2014, jumlah transaksi e-commerce BNI hanya sebesar 1,2 juta. Kemudian berlipat ganda di tahun 2015 menjadi 4,9 juta dan kembali naik dua kali lipat pada 2016 menjadi 11,1 juta transaksi. Artinya, ruang untuk peningkatan transaksi dalam bisnis ini masih terbuka sangat lebar.
Amunisi yang disiapkan BNI untuk mendorong bisnis ini pun sudah cukup lengkap. Utamanya, BNI sudah menggandeng sebanyak 756 lebih merchant e-commerce mulai dari kecil sampai ke perusahaan raksasa.
"Bisnis e-commerce paling tinggi pasti di semua bank, karena sekarang semakin banyak pemain market place. UMKM akhirnya semakin sering berjualan secara online," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (11/9).
Bukan hanya dari sisi jumlah transaksinya saja yang ikut meningkat. Dari sisi volume transaksi atau size volume e-commerce pada BNI turut melonjak.
Paling tidak, sampai dengan bulan Agustus 2018 akhir volume transaksinya sudah menembus Rp 14,3 triliun. Bank berkode saham BBNI ini pun menargetkan hingga akhir Desember 2018 volume transaksi ini akan melejit naik menjadi sebesar Rp 29,35 triliun.
Angka tersebut, melampaui capaian BNI pada sepanjang tahun 2017 sebesar Rp 17,3 triliun atau tumbuh 70% secara yoy. Bila ditengok empat tahun terakhir, sales volume e-commerce di BNI juga tak kalah pesat.
Pada tahun 2014 lalu, volume transaksinya masih sangat kecil yaitu hanya Rp 251 miliar. Posisi ini meningkat 21 kali lipat pada tahun 2015 dengan total volume sebesar Rp 5,6 triliun kala itu. Kemudian pada tahun 2016, jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat menjadi Rp 10 triliun.
"Mayoritas transaksi di e-commerce 70% menggunakan kartu kredit dan 30% sisanya memakai debit," imbuh Tambok. Menurut dia, siasat BNI meningkatkan transaksi dalam bisnis ini terbilang sederhana.
BNI memang sejak awal memiliki ambisi menjadi pilihan utama dari sistem pembayaran (internet payment gateway). BNI berupaya melakukan pengembangan, meningkatkan kapabilitas, ketahanan sistem, dan infrastruktur TI dalam mengantisipasi bisnis e-commerce.
"Di sisi bisnis kami galang terus kerjasama dengan startup dan penggiat marketplace sebagai solusi prebankan di aplikasi mereka. Karena BNI sekarang tidak hanya jual produk konvensional tapi juga layanan sistem yang diintegrasikan dengan sistem e-commerce lain," jelasnya.
Berkat semakin banyaknya e-commerce yang digandeng sebagai mitra oleh BNI, jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang didapat dari bisnis ini juga turut meningkat. Sampai dengan akhir Agustus 2018 jumlah DPK yang didapat BNI dari e-commerce sudah mencapai Rp 1,01 triliun. Dibandingkan dengan akhir tahun 2017 jumlah tersebut sudah naik 55,6% secara year to date (ytd).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News