kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

CAR bank syariah naik menjadi 10%


Rabu, 19 November 2014 / 09:47 WIB
CAR bank syariah naik menjadi 10%
ILUSTRASI. IHSG melemah 0,81% dari level 6.687 pada Jumat pekan lalu. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta bank syariah untuk meningkatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) demi memperkuat kesehatan permodalan. Hal ini akan dituangkan dalam revisi ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum (KPPM) bank syariah pada PBI Nomor 7/13 Tahun 2005.

Revisi aturan KPMM bank syariah itu mengikuti standar perhitungan permodalan dari Islamic Financial Service Board (IFSB). Indonesia adalah anggota IFSB.
Nah, dampaknya, standar modal bank syariah akan sama dengan bank konvensional. "Minimum permodalan bank syariah akan menjadi sebesar 10% dari saat ini 8%," kata Edy Setiyadi, Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK, Selasa (18/11).

Ketentuan CAR 10% berlaku bagi bank syariah yang memiliki peringkat kesehatan level I dan II. Sedangkan, bank umum syariah yang masuk level III dan IV, harus memenuhi CAR 14%. Aturan ini berlaku efektif mulai Januari 2015.

Per Agustus 2014, rasio CAR bank umum syariah tercatat 14,79%, dari Agustus 2013 sebesar 14,71%. Angka ini berasal dari tambahan modal menjadi Rp 17,46 triliun dari sebelumnya Rp 1,32 triliun. Adapun, aset tertimbang menurut risiko naik Rp 8,71 triliun menjadi Rp 118,06 triliun.

Kata Edy, permodalan bank syariah saat ini masih sehat. Namun, perlambatan ekonomi yang menyebabkan risiko kenaikan pembiayaan bermasalah atau non performing finance patut diwaspadai.

John Kosasih, Wakil Presiden Direktur Bank Centra Asia (BCA) Syariah sependapat dengan langkah OJK karena bisa menopang pertumbuhan bisnis yang berkualitas. "Saat ini, modal BCA Syariah di atas 35%," ucapnya.

Hitungan John, posisi modal BCA Syariah saat ini masih mampu untuk menggenjot pembiayaan hingga 25% lagi dengan nilai setara Rp 1,2 triliun–Rp 1,5 triliun sepanjang tahun 2015. Hingga September 2014, pembiayaan BCA Syariah tumbuh 40%.

Sementara Dinno Indiano, Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah menyatakan, dengan posisi CAR 18,9%, BNI Syariah mampu memenuhi kebutuhan ekspansi selama tiga tahun ke depan dengan asumsi pertumbuhan pembiayaan sebesar 25%.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×