kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Cari tambahan modal, 2 bank syariah berencana IPO


Minggu, 11 Juni 2017 / 22:12 WIB
Cari tambahan modal, 2 bank syariah berencana IPO


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dua anak usaha syariah bank pelat merah berencana menawarkan saham perdana ke publik di pasar modal atau Initial Public Offering (IPO) untuk memperkuat permodalan perseroan pada tahun 2018 mendatang. Kedua anak usaha tersebut antara lain PT Bank BRI Syariah dan PT Bank BNI Syariah.

Direktur Utama BRI Syariah, Mochammad Hadi Santoso mengatakan langkah tersebut telah lama direncanakan oleh perseroan sejak tahun lalu, guna mengurangi ketergantungan perseroan dari induk usaha yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. "Kami berupaya mencari tambahan modal sendiri, tahun depan Insya Allah kami ingin IPO," ujarnya saat ditemui di Jakarta, (8/6).

Adapun, untuk menuju IPO, BRI Syariah menyebut saat ini pihaknya tengah mendiskusikan hal tersebut dan telah membentuk tim khusus guna melancarkan langkah-langkah yang diperlukan untuk melantai di bursa tahun depan.

Sebagai langkah awal, perseroan menargetkan mampu menyerap dana sekitar Rp 1 triliun dari rencana IPO di tahun depan. Pihaknya menyebut, setelah IPO pihaknya akan lebih aktif untuk meningkatkan pembiayaan khususnya di segmen komersial dan infrastruktur.

Adapun dari sisi kecukupan modal, sampai dengan akhir tahun, Hadi menuturkan saat ini perseroan masih memiliki dana yang melimpah untuk ekspansi pembiayaan. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BRI Syariah yang berada di level 20%. "Syarat sehat ekspansi itu CAR 14%, kami 20%," imbuhnya.

Sebagai informasi saja, laporan keuangan perseroan bulan April 2017 menunjukkan, pembiayaan BRI Syariah hanya tumbuh 4,98% secara yoy menjadi Rp 18 triliun. Sementara, dana pihak ketiga (DPK) naik 24,53% yoy menjadi Rp 23,49 triliun. Kendati demikian, laba per April 2017 masih turun 33,89% yoy menjadi Rp 45,15 miliar.

Sementara dari sisi modal, hingga April, modal inti perseroan tercatat mencapai Rp 2,44 triliun. Usai IPO, pihaknya menarget tahun 2019 BRI Syariah dapat naik kelas menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III dengan modal inti minimum senilai Rp 5 triliun.

Sedangkan BNI syariah mengatakan pihaknya belum menempatkan langkah IPO sebagai sarana penambah modal usaha. Direktur BNI Syariah, Dhias Widhiyati mengatakan hal tersebut merupakan opsi kedua setelah pihaknya mendapatkan suntikan modal dari induk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI).

"Untuk penguatan modal, memang ada rencana suntikan modal dari pemegang saham. Semoga bisa direalisasi tahun ini," kata Dhias dalam pesan singkatnya kepada KONTAN, Minggu (11/6).

BNI Syariah memang direncanakan mendapat suntikan modal dari induk sebesar Rp 500 miliar di tahun ini. Sementara untuk rencana IPO maupun wacana menggandeng strategic investor. masih berada dalam tahap diskusi secara internal.

Asal tahu saja, saat ini tercatat total modal perseroan yaitu sebesar Rp 2,6 triliun dengan modal inti Rp 2,4 triliun. Dengan adanya dana segar dari induk diharapkan mampu menaikkan rasio kecukupan modal BNI Syariah menjadi 18% dari sebelumnya 14,6%.

Sebagai tambahan, merujuk pada laporan keuangan bulan April 2017, BNI Syariah mencatat pembiayaan mencapai Rp 22,26 triliun. Pembiayaan BNI syariah mengalami peningkatan 22,26% secara tahunan atau year on year (yoy).

Dari sisi pendanaan, tercatat dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp 27,41 triliun atau tumbuh 29,05% dibanding April 2016 yang sebesar Rp 21,24 triliun. Hingga akhir tahun 2017, BNI Syariah memasang target pertumbuhan pembiayaan sebesar 17% hingga 20%.

Direktur Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Deden Firmansyah menyambut baik rencana kedua bank syariah tersebut. Menurutnya, selain merupakan salah satu alternatif sumber penambahan permodalan, dengan menjadi perusahaan terbuka diharapkan penerapan Good Corporate Governance (GCG) dapat menjadi semakin baik.

"Khusus untuk anak usaha bank BUMN, tentunya rencana penambahan modal melalui IPO tersebut harus selaras dengan rencana jangka panjang induk maupun ultimate shareholder," kata Deden. Kendati demikian, OJK menyatakan sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan pengajuan terkait rencana IPO bank syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×