kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Cenderung Stagnan, Perbankan Syariah Kejar Pertumbuhan Pangsa Pasar


Jumat, 25 Oktober 2024 / 19:26 WIB
Cenderung Stagnan, Perbankan Syariah Kejar Pertumbuhan Pangsa Pasar
Aset Perbankan Syariah: Suasana di Banking Hall Bank Syariah Indonesia, Jakarta, Senin (6/5/2024). Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan industri perbankan syariah.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - BANDA ACEH. Sebagai negara dengan mayoritas umat Islam, Indonesia kerap kali disebut memiliki potensi besar untuk pengembangan industri perbankan syariah. Nyatanya, pangsa pasar perbankan syariah terhadap industri perbankan secara keseluruhan belum cukup signifikan. 

Ini tercermin dari pangsa pasar perbankan syariah per Agustus 2024 yang hanya berada di level 7,33%. Ini tak naik jauh dari pangsa pasar industri ini di lima tahun yang lalu di kisaran 6%.

Sejatinya, kinerja perbankan syariah justru terlihat lebih menjanjikan dibandingkan bank konvensional. Hal tersebut sangat terlihat ketika pandemi Covid-19 datang di 2020.

Baca Juga: Prospek Cerah Investasi Properti di Grand City Balikpapan, Dekat Gerbang IKN!

Pada masa sulit tersebut, perbankan syariah tercatat masih mampu mencatatkan dari sisi kredit maupun Dana Pihak Ketiga (DPK). Kredit mereka tumbuh 8,10% YoY, sementara DPK tumbuh 11,86% YoY.

Hal yang berbeda terjadi pada industri bank secara umum. Di mana, kredit bank kala itu justru turun 2,41% YoY dan DPK tumbuh sekitar 11,11% YoY.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, sepakat bahwa kinerja bank syariah di Indonesia belum menggembirakan. Ini mengingat jika perbankan syariah mengandalkan umat Islam saja sebenarnya sudah hampir 80% masyarakat di Indonesia merupakan umat Islam.

“Bagaimana kita bisa mengejar jangan sampai share perbankan syariah itu masih cuma segitu-segitu aja gitu, masih cuma 7% aja. Kita ingin coba tapi itu harus ada breakthrough,” ujar Dian, Kamis (24/10).

Baca Juga: Gandeng Henan Sekuritas, BCA Syariah Dorong Simplifikasi Pembukaan RDN Syariah

Lebih lanjut, Dian menegaskan bahwa untuk mengejar pertumbuhan pangsa pasar tersebut, bank syariah tidak bisa lagi hanya mengandalkan jenis-jenis transaksi yang tradisional saja. 

Dalam hal ini, bank syariah perlu mendekatkan diri pada produk-produk yang lebih mendekatkan pada karakteristik bank syariah. Artinya, produk yang tidak bisa ditemui di bank konvensional.

“Jadi pendekatan-pendekatan yang terkait dengan pengembangan-pengembangan syariah itu nanti akan lebih bisa dikatakan akan lebih inovatif,” ujar Dian.

Sementara itu, Direktur CIMB Niaga Syariah, Pandji Djajanegara, mengungkapkan bahwa ia melihat ada optimisme pangsa pasar bank syariah ke depan akan meningkat. Terlebih, menyoroti pemerintahan baru di tangan Presiden Prabowo Subianto.

Tak tanggung-tanggung, ia melihat pangsa pasar perbankan syariah ke depan bisa meningkat menjadi 10%. Dengan harapan, dukungan pemerintah ke ekonomi syariah ini benar-benar terealisasi.

Baca Juga: CIMB Niaga Akan Gelar Kejar Mimpi Goes to School Serentak di 35 Sekolah di Indonesia

“Sekarang kan ada utusan khusus yang untuk industri halal, nah itu yang bakal kena berkahnya kan juga perbankan syariah,” ujar Pandji, Jumat (25/10).

Ia juga bilang perkembangan pangsa pasar syariah akan didukung dengan adanya beberapa unit usaha syariah yang akan spin off menjadi bank umum syariah. Salah satunya CIMB Niaga Syariah.

“Kita targetnya kuartal I-2026 ini sudah spin off, harusnya sih 2025 tapi kita minta perpanjang,” ujar Pandji.

Presiden Direktur KB Bank, Tom Lee, menambahkan yang menjadi tantangan dari industri perbankan syariah tanah air adalah infrastruktur dan digitalisasi. Menurutnya, jika dua hal tersebut dikembangkan, maka pangsa pasar syariah bisa meningkat.

“Saya yakin ke depannya bisa menjadi lebih baik dan akan terus tumbuh,” ujarnya.

Baca Juga: Askrindo Syariah dan Fordobi Jalin Kerjasama Bekali Generasi Muda Ilmu Wirausaha

Tom juga bilang bahwa bagi KB Bank sendiri menggarap industri syariah baru di Indonesia. Sebab, di Korea Selatan, Kookmin Bank yang menjadi pemegang saham pengendali KB Bank tak memiliki bisnis syariah.

“Dan sekarang CEO kita di KB Bank Syariah juga orang Korea. Mungkin ini yang pertama kali di Indonesia,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×