Reporter: Roy Franedya | Editor: Roy Franedya
JAKARTA. Bank CIMB Niaga menjadikan segmen komersial sebagai tulang punggung penyaluran kredit. Per semester I 2013, kredit komersial bank yang mayoritas sahamnya milik investor Malaysia ini telah mencapai Rp 62,15 triliun atau tumbuh 19% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 52,31 triliun.
Handoyo Soebali, Direktur Commercial Banking & Syariah CIMB Niaga, mengungkapkan saat ini kontribusi perbankan komersial sebesar 41% dari total kredit. Semester I-2013, total kredit CIMB Niaga Rp 150,95 triliun.
Untuk meningkatkan pertumbuhan kredit komersial C CIMB Niaga melakukan pengembangan bisnis yang agresif dengan memanfaatkan business referral nasabah-nasabah lama. "Kami juga lebih memaksimalkan potensi sektor-sektor yang lebih tahan krisis," terang Handoyo, dalam rilis yang diterima KONTAN, Rabu (31/7).
Perbankan komersia CIMB Niaga memiliki sejumlah unit bisnis untuk pembiayaan ke nasabah. Salah satunya, Mikro Laju. Layanan ini merupakan unit bisnis yang menangani kredit mikro berbasis agunan hingga Rp 1 miliar. Per Juni, Mikro Laju CIMB telah menyalurkan pembiayaan
Rp 2,37 triliun, tumbuh 35%. Pertumbuhan Mikro Laju menjadi yang paling tinggi di segmen komersial.
Pertumbuhan segmen komersial tertinggi berikutnyaadalah high-end commercial banking. Segmen ini melayani nasabah perusahaan dengan plafon sampai Rp 200 miliar, Segemen ini telah menyalurkan kredit Rp 33,26 triliun atau tumbuh 22%
Selanjutnya, segmen commmercial linkage dengan plafon hingga Rp1 50 miliar. Segmen tersebut sudah menggelontorkan Rp 8,27 triliun. Ke depan, tidak tertutup kemungkinan CIMB Niaga akan membentuk direktorat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tersendiri dengan memecah portofolio kredit komersial yang ada.
Handoyo optimistis, perbankan komersial masih dapat mencatatkan pertumbuhan positif hingga akhir tahun. "Dengan menghadirkan produk dan layanan komprehensif, serta didukung oleh tenaga pemasar berkualitas, perbankan Komersial CIMB Niaga akan terus mendorong pertumbuhan penyaluran kreditnya," terang Handoyo..
Segmen komersial dan UMKM memang menjadi primadona perbankan. Maklum, penetrasi penyaluran kredit pada segmen bawah dan menjanjikan margin yang tinggi. Apalagi, Bank Indonesia (BI) juga mewajibkan minimal 20% dari total kredit bank harus mengalir UMKM atau 10% pada kredit mikro. Bank harus memenuhi kebijakan ini paling lambat tahun 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News