Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) menargetkan bisa akan berkontribusi 25% terhadap total aset grup CIMB Niaga pada tahun 2024.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan, pertumbuhan UUS bank ini dalam lima tahun terakhir cukup signifikan dengan rata- rata pertumbuhan 35%.
Per September 2021, CIMB Niaga Syariah sudah mencapai Rp 50,8 triliun atau menyumbang 17,2% terhadap aset group. Itu meningkat dari 16% pada tahun 2020. Dari sisi pembiayaan berkontribusi 20,2% dan dari sisi laba telah menyumbang Rp 1,4 triliun atau 33%.
"Kami menargetkan aset, pembiayaan dan funding bisa berkontribusi 25% pada tahun 2024. Jadi setiap kantor CIMB Niaga nantinya, seperempatnya sudah harus dalam bentuk syariah," kata Pandji dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/11).
Untuk mencapai itu, Pandji mengatakan ada dua strategi yang akan dilakukan UUS ini. Pertama, meningkatkan syariah banking knowledge pada internal Bank CIMB Niaga. Literasi perbankan syariah saat ini di masyarakat masih sekitar 8%. Sementara di internal bank sendiri, masih banyak yang belum memahami produk-produk syariah.
Baca Juga: Kembangkan digitalisasi, BCA siapkan belanja modal hingga Rp 5,2 triliun
Untuk meningkatkan literasi bank syariah ke masyarakat, CIMB Niaga Syariah tidak bisa hanya mengandalkan karyawannya yang berjumlah 350 orang. Sementara CIMB Niaga konvensional memiliki staf hingga 13.000. Oleh karena itu, staf perseroan ini yang akan diajari mengenai produk syariah untuk kemudian mengedukasi masyarakat.
Kedua, program syariah first. Standard Key Performance Indicator (KPI) staf CIMB Niaga akan mencakup syariah sehingga setiap orang harus memahami produk syariah itu sendiri. Dalam menawarkan produk ke nasabah, CIMB Niaga akan terlebih dulu menawarkan produk syariah sebelum menawarkan produk konvensional.
Tahun ini, strategi CIMB Niaga Syariah dalam mendorong pertumbuhan adalah meningkatkan rasio CASA hingga 50%, menjaga kualitas aset di bawah 2% dan menjaga efisiensi biaya (CIR) di bawah 10% dan menggenjot fee based income sebanyak-banyaknya, melakukan inovasi dan diversifikasi produk, meningkatkan sharia digital banking dan membangun ekosistem komunitas halal.
Tahun 2022-2023, UUS ini akan fokus pada pembiayaan berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan melalui inisiatif Sharia Sustainable Development Goals (SDGs). Pandji bilang, banyak potensi SDGs yang bisa dimasuki. Peningkatan CASA akan terus dilakukan hingga 53%-56% tahun depan serta melanjutkan inovasi dan diversifikasi produk.
Selanjutnya: Ingin tingkatkan transaksi, BTN siapkan strategi pengembangan TI dan digital banking
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
