Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. Citibank Indonesia menilai terbitnya Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang devisa hasil ekspor bakal membantu meningkatkan likuiditas valuta asing, khususnya dalam mata uang dollar AS di dalam negeri. Apalagi di tengah ketatnya likuiditas enam bulan terakhir.
“Kalau mau funding bunganya akan menarik. Biaya deposito saat ini juga sudah naik. Dengan semakin banyak, rate-nya akan semakin menarik,” kata Head of Global Banking Citibank Indonesia Kunardy Lie, Senin (26/9). Ia menambahkan PBI devisa hasil ekspor juga mendorong kredit valas, termasuk di dalamnya kredit ekspor.
Kendati tak menyebut nilai kredit ekspor yang sudah dikucurkan hingga saat ini, Kunardy menyebutkan rasio kredit valas Citibank Indonesia sebesar 60% dalam rupiah dan 40% dalam dollar AS. Ia pun belum dapat memastikan potensi peningkatan kredit valas yang bisa terjadi dengan terbitnya PBI tersebut.
Menyangkut kondisi pasar modal global yang masih bergejolak, Kunardy optimistis hal tersebut tidak menghambat pengucuran kredit Citibank Indonesia. Terutama dengan rasio kecukupan modal perseroan yang saat ini sama dengan rata-rata industri perbankan, yakni 17%.
Khusus kredit korporasi, Citibank Indonesia berencana mengucurkan sebesar US$ 1,5 miliar sepanjang tahun 2011. Hingga 26 September, kredit korporasi yang tersalurkan sudah mencapai US$ 1,4 miliar. Kredit tersebut mengalir ke berbagai sektor yang menjadi daya tarik di Indonesia. Di antaranya sumber daya alam, pertanian, pertambangan, dan konsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News