Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Citibank Indonesia bakal hengkang dari bisnis konsumer di Indonesia dan akan fokus menggarap layanan perbankan institusional. Bank asal Amerika Serikat (AS) ini telah menyampaikan rencana tersebut ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hanya saja, teknis pelaksanaan pelaksanaan penutupan bisnis ritelnya itu belum ditetapkan hingga saat ini.
Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot mengatakan, OJK telah menerima penjelasan dari Citibank terkait perubahan bisnisnya di Indonesia. Namun, saat ini belum ditetapkan bagaimana teknis pelaksanaan penutupan bisnis konsumer tersebut.
"Pada hakikat-nya Citibank Indonesia masih menunggu detail keputusan (dari Citigroup) karena belum terdapat rincian teknis pelaksanaan," kata Sekar kepada Kontan.co.id, Senin (19/4).
Kartu kredit merupakan salah satu bisnis di segmen konsumer yang dilayani Citibank Indonesia. Rencana penutupan bisnis konsumer ini tentu akan jadi potensi bagi bank lain untuk memperluas pangsa pasar kartu kreditnya.
Baca Juga: Bank-Bank Ini Berminat Mengambil Alih Bisnis yang Akan Ditinggalkan Citigroup
Hanya saja, hingga saat ini belum ada bank yang menyatakan tertarik untuk membeli bisnis kartu kredit Citibank.
Citibank Indonesia tetap berkomitmen untuk tetap mematuhi ketentuan di Indonesia dalam menindaklanjuti arahan perubahan rencana bisnis Citigroup tersebut. Bisnis konsumer banking itu akan tetap berjalan normal sampai dengan arahan dari global terkait tahapan waktu penutupan bisnis konsumer itu diterima.
Penutupan segmen konsumer banking Citigroup tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga terjadi pada 13 wilayah Asia, Eropa, Timur Tengah dan Afrika, termasuk termasuk China, India, Australia, Polandia dan Rusia. Citigroup akan memfokuskan bisnis konsumer bankingnya di Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan London.
PT Bank CIMB Niaga Tbk salah satu bank swasta yang memiliki pangsa pasar bisnis kartu kredit cukup besar saat ini. Dari sisi jumlah kartu, pangsa pasarnya mencapai 15,5% per akhir 2020. Sedangkan pangsa pasar dari sisi baki debet kartu kredit sekitar 12%, naik 1% dari tahun 2019.
Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga tidak bersedia berkomentar mengenai pangsa pasar yang bisa dicuil dari hengkang Citibank tersebut. Ia juga tidak menjawab apakah perseroan berminat membeli bisnsi kartu kredit bank asal AS tersebut jika ditawarkan.
"Mengenai Citibank kami tidak bisa berkomentar," ujarnya, Jumat (16/4).
CIMB Niaga tidak menetapkan target kenaikan pangsa pasar tahun ini. Lani bilang, proyeksi pangsa pasar harus melihat revisi target pertumbuhan kartu kredit ke depan karena perkembangan bisnis ini sangat bergantung pada mobilitas masyarakat.
Portofolio kartu kredit CIMB Niaga sepanjang kuartal I 2021 masih turun sekitar 7% karena transaksi di sektor terkait travel masih belum kembali pulih. Sebelumnya, bank ini menargetkan baki debet kartu kredit bisa bisa tumbuh 10% pada 2021. Namun melihat perkembangan yang terjadi belakangan, perseroan memperkirakan kemungkinan masih bisa terjadi kontraksi.
Baca Juga: BSI lanjutkan penyatuan operasional sistem layanan pasca merger di area Manado
PT Bank Mandiri Tbk sudah mencatat peningkatkan volume transaksi kartu kredit dari bulan ke bulan sepanjang kuartal I-2021. volume transaksi rata-rata hariaan di bulan Maret meningkat lebih dari 5% dibanding bulan Februari.