kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.555.000   9.000   0,58%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

CNAF Sebut Kondisi Industri Multifinance pada 2025 Lebih Berat Dibandingkan Tahun Ini


Selasa, 10 Desember 2024 / 06:24 WIB
CNAF Sebut Kondisi Industri Multifinance pada 2025 Lebih Berat Dibandingkan Tahun Ini
ILUSTRASI. Pelayanan pelanggan di kantor CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (2/7/2024). KONTAN/Baihaki


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyatakan industri multifinance akan menghadapi kondisi yang lebih berat pada tahun depan dibandingkan pada 2024.

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan salah satu tantangan dipicu kondisi geopolitik (perang) yang masih terus bergejolak, bahkan mulai melebar ke Timur-Tengah. 

"Ditambah risiko dari perang dagang hingga adanya pemerintahan yang baru di Amerika Serikat, tentu akan berdampak pada perekonomian global dan Indonesia," ucapnya kepada Kontan.co.id, Senin (9/12).

Ristiawan menambahkan, adanya tantangan akibat penerapan berbagai macam tambahan pajak baru yang berlaku pada 2025 juga akan menambah tekanan terhadap multifinance dan industri lain. Dia bilang hal itu perlu diwaspadai karena efek dominonya akan berdampak terhadap pelemahan daya beli masyarakat, termasuk pelemahan permintaan pembiayaan.

Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance Salurkan Pembiayaan Rp 8,79 Triliun per November 2024

Meskipun demikian, Ristiawan berharap ekonomi Indonesia bisa makin membaik pada 2025 di bawah pemerintahan baru. Dia juga berharap berbagai stimulus dari pemerintah bisa segera dikucurkan guna menahan tekanan ekonomi, khususnya stimulus yang berkaitan dengan bisnis pembiayaan di Indonesia.

"Selain itu, suku bunga diharapkan dapat terus di-adjust turun, sehingga daya beli masyarakat dapat menggeliat kembali," tuturnya.

Sementara itu, Ristiawan mengatakan CNAF menargetkan penyaluran pembiayaan baru pada 2025 sebesar Rp 9,5 triliun. Dia optimistis CNAF bisa tumbuh lebih baik pada 2025 melalui berbagai penyesuaian strategi untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan baru dan menjaga kesehatan portofolio perusahaan.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memproyeksikan pertumbuhan industri perusahaan pembiayaan pada tahun depan hanya bisa mencapai 8% sampai 10% dengan mempertimbangkan berbagai tantangan yang ada.

"Di tengah-tengah situasi yang ada, saya tetap masih berharap kalau industri bisa tumbuh antara 8% sampai 10%," ungkap Suwandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×