Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko kredit perbankan nampaknya mulai meningkat. Hal ini ditandai oleh menurunnya tingkat kolektibilitas alias pembayaran angsuran kredit oleh debitur di sejumlah perbankan. Salah satunya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang menyebut akibat penyebaran virus Corona (Covid-19) kolektibilitas kredit BTN di bulan Januari hingga Februari 2020 lebih rendah.
Meski begitu, Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, fenomena tersebut kemungkinan tidak akan bersifat jangka panjang. "Harapan kami di Maret 2020 ini situasinya akan lebih baik," katanya saat ditemui di Jakarta, pekan lalu.
Baca Juga: Hadapi Covid-19, bank sentral di dunia kompak pangkas suku bunga
Ia juga menambahkan, bahwa kondisi tersebut hanya berdampak pada internal perusahaan saja, artinya bukan fenomena yang terjadi secara sistemik di masyarakat.
Bank bersandi bursa BBTN ini menilai, penurunan kolektibilitas kredit ini disebabkan oleh adanya perlambatan ekonomi. Nah, lantaran mayoritas kredit perseroan mengalir ke pembiayaan perumahan, beberapa segmen yang terdampak terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tentunya juga ikut melambat. "Kalau debitur berpendapatan tetap tidak akan berpengaruh," katanya.
Kendati ada penurunan kolektabilitas, Bank BTN tetap yakin tingkat rasio non performing loan (NPL) di tahun ini bakal sesuai target. Adapun, dalam rencana bisnis bank (RBB) di tahun 2020 Bank BTN menargetkan NPL terjaga di kisaran 3%-3,5%. Hal ini utamanya disebabkan oleh tingkat rasio pencadangan perseroan yang telah dikerek hingga menyentuh 109% per Januari 2020.
"Kalau pencadangannya kuat, naik turunnya ekonomi tidak terlalu berpengaruh untuk tahun ini," terangnya.
Sementara itu, dengan asumsi kredit bisa tumbuh di kisaran 9,5% sepanjang tahun ini, Bank BTN optimistis bisa mencetak laba bersih sebesar Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun.
Di sisi lain, berkaca pada dampak Covid-19 yang mulai meluas, perbankan pun lebih hati-hati dalam menjaga kualitas kredit. PT Bank Mandiri Tbk misalnya yang mengaku sampai saat ini tingkat kolektibiltas masih terkendali.