Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga BBM disinyalir akan berdampak pada penyaluran kredit perbankan. Pasalnya, kenaikan harga BBM akan menekan daya beli masyarakat.
Pemerintah secara resmi memutuskan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter. Harga Solar juga ikut naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.
Direktur PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA), Haryanto T Budiman ikut angkat suara terkait adanya kebijakan kenaikan harga BBM.
Menurutnya, kebijakan dari pemerintah ini untuk menyehatkan anggaran negara.
Baca Juga: Penghuni Big Cap Terus Bertambah, Market Cap BBCA Tembus Rp 1.000 Triliun
Haryanto mengatakan akan selalu mendukung kebijakan pemerintah. Namun, ia tidak menampik ataupun mengiyakan bahwa kenaikan harga BBM berdampak pada penyaluran kredit. Dia hanya menyebut bahwa target penyaluran kredit masih sama.
“Target kita masih sama, 8% sampai 10% dari yang sebelumnya 6% sampai 8%”, kata Haryanto, Senin (5/9) di Jakarta. Namun, untuk target tahun depan BCA masih dalam proses budgeting.
BCA tidak merinci dampak kenaikan harga BBM. “Saya rasa kita harus mendukung pemerintah. Tidak ada pandangan lain, selain bertujuan untuk menyehatkan anggaran”, ujar Haryanto
Baca Juga: Cermati Prospek Bunga Kredit Kendaraan Perbankan Pasca BI Rate Naik
Seperti yang diketahui bahwa BCA mencatatkan per Juni sebesar 13,8% secara secara (year over year) atau dari periode yang sama dari tahun sebelumnya menjadi Rp 675,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News