kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana kelolaan BNI Asset Management tumbuh 24%


Rabu, 29 April 2015 / 11:48 WIB
Dana kelolaan BNI Asset Management tumbuh 24%
ILUSTRASI. KRL Solo-Jogja.


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Seirama dengan perusahaan manajer investasi lainnya, PT BNI Asset Management membukukan kinerja positif di kuartal pertama tahun ini. Per Maret 2015, total dana kelolaan perusahaan termasuk reksadana penyertaan terbatas (RDPT) nilainya mencapai Rp 10 triliun, tumbuh 24% (yoy) ketimbang periode sama tahun sebelumnya.

Dengan perolehan demikian, Hanif Mantif, Senior Fund Manager BNI Asset Management mengaku perusahaan optimistis dapat merealisasikan target dana kelolaan yang dipatok Rp 15 triliun hingga akhir tahun 2015 nanti. Dengan perolehan triwulan pertama yang sudah berkisar Rp 10 triliun, berarti perusahaan harus menghimpun dana kelolaan Rp 5 triliun lagi.

"Kami optimistis, market juga bagus. Sebulan bisa dapat Rp 500 miliar. Kami juga menerbitkan produk baru," tuturnya kepada KONTAN, Senin (27/4).

Memang sepanjang tahun 2015 ini, mereka berencana menerbitkan minimal 20 produk reksadana baru. Di empat bulan pertama ini, lanjut Hanif, mereka telah meluncurkan 10 produk baru yakni satu reksadana saham, satu reksadana pasar uang, dan sisanya reksadana terproteksi.

"Paling dekat rencananya di bulan Juni meluncurkan reksadana pendapatan tetap atau fixed income, tapi ini khusus nasabah korporat. Masih dibuat di Otoritas Jasa Keuangan, mudah-mudahan keburu," pungkasnya

Sedangkan di paruh kedua nanti, lanjut Hanif, perusahaan berencana meluncurkan empat produk reksadana campuran, produk reksadana saham syariah, reksadana obligasi, reksadana pendapatan tetap, dan beberapa reksadana terproteksi. "Tahun ini total minimal ada 20 produk baru. Bisa dapat dana kelolaan Rp 1,5 triliun," imbuhnya.

Saat ini, mayoritas dana kelolaan masih berasal dari reksadana terproteksi yang mencapai 60%. Sisanya yakni reksadana penyertaan terbatas 10%, reksadana pasar uang konvensional 10%, reksadana obligasi 11%, reksadana pasar uang syariah 6%, serta reksadana saham sekitar 3%.

Dengan aksi peluncuran puluhan produk baru ini, Hanif memproyeksikan di akhir tahun nanti, persentase reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang masing-masing akan menggemuk hingga 20%. Begitu pula dengan porsi reksadana saham yang melonjak mencapai 10%. Lalu sisanya berasal dari kontribusi reksadana terproteksi yang mencapai 50%.

"Menurut saya yang lagi ramai sekarang itu reksadana pendapatan tetap. Para investor sadar lebih mudah masuk obligasi atau pasar uang karena kuponnya jelas berapa persen," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×