Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil mengelola likuiditasnya sepanjang tahun 2018. Meskipun kondisi pasar likuiditas yang sangat ketat, bank pelat merah ini mampu menjaga pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 12,1% secara tahunan atau year on year (yoy).
BNI berhasil menghimpun DPK sebesar Rp 578,78 triliun sepanjang tahun 2018. Sedangkan pada tahun 2017, mereka mencatatkan DPK sebesar
Rp 516,10 triliun.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama mengatakan, penghimpunan DPK BNI tersebut diiringi dengan menurunnya cost of fund dari 3,0% pada Desember 2017 menjadi 2,8% pada Desember 2018. Penurunan cost of fund ini tercapai karena BNI berhasil menumbuhkan rasio dana murah (CASA) dari 63,1% di akhir Desember 2017 menjadi 64,8% pada Desember 2018.
"Perbaikan rasio dana murah ini tidak terlepas dari pertumbuhan giro sebesar 18,2% yoy dan tabungan sebesar 13,0% yoy, yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan deposito BNI yaitu 6,7% yoy." kata Herry di Jakarta, Rabu (23/1).
Herry menambahkan, keberhasilan penghimpunan DPK tersebut disebabkan oleh langkah-langkah strategis yang telah dilakukan BNI sepanjang 2018, yaitu terus meningkatkan hubungan baik dengan institusi-institusi BUMN dan pemerintah, menyediakan produk dan layanan yang kompetitif, serta mengembangkan layanan digital banking.
Keberhasilan dalam upaya ini dapat dibuktikan dengan penambahan jumlah rekening 11,2 juta, yaitu dari 32,8 juta rekening pada Desember 2017 menjadi 44,0 juta rekening pada Desember 2018. Selain itu, terjadi pertumbuhan jumlah branchless banking dari 70.000 Agen46, menjadi 112.000 Agen46 disertai aktivitas promosi agen kemitraan.
Agen46 merupakan kepanjangan tangan BNI dalam memberikan layanan perbankan kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan akses ke outlet-outlet BNI. Agen46 merupakan simbol suksesnya Program Laku Pandai yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dilaksanakan oleh BNI selama ini.
Dengan pertumbuhan DPK tersebut, alhasil BNI mampu mencetak pertumbuhan kredit sebesar 16,2% yoy dari Rp 441,31 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 512,78 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News