kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dana pihak ketiga tumbuh melambat, loan to deposit ratio perbankan mengetat


Senin, 16 Juli 2018 / 14:28 WIB
Dana pihak ketiga tumbuh melambat, loan to deposit ratio perbankan mengetat
ILUSTRASI. Ketentuan premi baru LPS


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam analisisnya menyebutkan sampai dengan bulan Mei 2018 pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) masih lebih lambat dibandingkan kenaikan kredit.

Pihaknya mencatat, per Mei 2018 kredit tumbuh ke level 10,26% sementara DPK tumbuh dengan tren menurun ke level 6,47%. Menurut LPS, tingkat pertumbuhan kredit yang berada di atas pertumuhan DPK pada periode Mei merupakan pola lanjutan dari pola dua bulan sebelumnya.

Hal ini juga berpengaruh pada rasio kredit terhadap DPK atau loan to deposit ratio (LDR) yang menunjukan tren naik menjadi 91,43%. Angka tersebut menunjukan kenaikan dari periode 2017 akhir hingga kuartal I 2018 yang berada di level 89,6%. Hingga akhir tahun pun, LPS memperkirakan LDR masih akan berada di kisaran 91,2%.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Bambang Tri Baroto menilai hal tersebut lebih dikarenakan tingkat pertumbuhan kredit BRI yang jauh lebih tinggi seiring dengan permintaan kredit UMKM yang masih cukup besar.

"Bahkan tingkat pertumbuhan kredit BRI ini jauh lebih besar daripada tingkat pertumbuhan nasional. Dimana kredit mikro dan konsumer menjadi kontribusi terbesar dalam tingkat pertumbuhan kredit BRI tersebut," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (16/7).

Bila merujuk pada laporan keuangan Mei 2018, BRI mencatatkan pertumbuhan kredit di atas industri mencapai 14,29% menjadi Rp 752,14 triliun. Sementara itu, DPK tumbuh sejalan dengan kredit sebesar 14,39% menjadi Rp 782,69 triliun.

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan pada akhir tahun biasanya tingkat LDR akan kembali menurun seiring dengan bertambahnya likuiditas perseroan. Sementara untuk BRI, pada akhir tahun 2018 akan menjaga tingkat LDR di bawah 92%.

Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Iman Nugroho Soeko menyebutkan pada akhir kuartal II 2018 LDR BTN berada di kisaran 110%, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata industri. 

Iman menyebut pertumbuhan DPK perseroan terbilang besar mencapai 20% secara tahunan atau year on year (yoy) di paruh pertama 2018. "LDR tinggi tidak menjadi soal untuk BTN, karena aset kredit KPR (kredit pemilikan rumah) itu jangka panjang maka harus dibiayai dengan dana jangka panjang juga," ujarnya. 

Iman mengatakan, rata-rata pembiayaan BTN memerlukan pendanaan dengan tenor panjang seperti obligasi, hal ini sengaja dilakukan untuk menjaga net stable funding ratio (NSFR) perseroan dapat selalu dijaga di atas 100%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×