kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tren kenaikan kredit dan bunga deposito bisa menggerus margin perbankan


Senin, 16 Juli 2018 / 06:45 WIB
Tren kenaikan kredit dan bunga deposito bisa menggerus margin perbankan
ILUSTRASI. Rupiah di Bank Indonesia


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) bakal mendorong kenaikan suku bunga dana dan kredit perbankan. Analisis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, kenaikan bunga acuan yang cukup besar dalam waktu singkat berpotensi mempengaruhi pola kedua elemen tersebut. Kondisi ini berpotensi pula mempengaruhi target kinerja net interest margin (NIM) perbankan..

Direktur Keuangan  Bank Tabungan Negara (BTN) Iman Nugroho Soeko mengatakan, pasca kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI 7 days reverse repo rate (7DRR) sebanyak 100 basis poin (bps), pihaknya berusaha keras  menjaga NIM berada di level stabil. Menurut catatan Iman, sampai akhir kuartal II 2018 sejauh ini NIM BTN berada di level 4,2%.

Bila sebelumnya BTN mematok NIM pada akhir tahun 2018 bisa di atas 4,5% hingga 5%, kini bank spesialis kredit perumahan tersebut hanya memproyeksikan NIM 4,5% pada akhir tahun. Karena BTN melihat margin yang tergerus pasca kenaikan bunga acuan BI serta likuiditas yang mengetat.

Bila dibandingkan tahun 2017, target NIM BTN tahun ini menurun dari 4,76%. Meski begitu, dari fungsi intermediasi, BTN mematok pertumbuhan kredit di level 22% sampai 24%. Sementara dana pihak ketiga (DPK) diyakini mampu tumbuh 19% ke atas secara tahunan. Berdasarkan laporan keuangan bulanan per Mei 2018, BTN mencatat penyaluran kredit  tumbuh 19,9% secara tahunan menjadi Rp 189 triliun

Direktur Utama Bank Mayapada Internasional Hariyono Tjahjarijadi mengatakan NIM akan mengecil seiring persaingan di pasar yang juga ketat. Hariyono masih yakin dapat menjaga NIM di level stabil di atas 5% sampai akhir tahun.

Sementara Direktur Utama PT Bank Central Asia (BCA)  Jahja Setiaatmadja mengatakan, pihaknya belum melihat NIM akan terpengaruh banyak. Alasannya, BCA hanya menaikkan bunga deposito, belum menaikkan bunga tabungan. Sementara itu, komposisi DPK masih 75% ada di tabungan. Kondisi ini membuat NIM BCA masih terjaga di kisaran 6,01% sampai 6,02%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×