kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren bunga naik, margin bunga bersih bank tergerus tahun ini


Minggu, 15 Juli 2018 / 14:25 WIB
Tren bunga naik, margin bunga bersih bank tergerus tahun ini
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah bank


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam analisisnya menyebutkan kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) akan mendorong kenaikan suku bunga dana dan kredit perbankan. LPS juga menilai, kenaikan bunga acuan yang cukup besar dalam waktu singkat turut berpotensi mempengaruhi pola penyaluran kredit dan dana perbankan. Imbasnya, ini akan mempengaruhi target net interest margin (NIM) perbankan.

Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id, mengamini hal tersebut. Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Iman Nugroho Soeko mengatakan, pasca kenaikan BI 7 days reverse repo rate (7DRR) sebanyak 100 basis poin (bps), BTN berupaya keras \menjaga NIM berada di level stabil.

Menurut catatan Iman, sampai dengan akhir kuartal II 2018, NIM BTN sebesar 4,2%. Melihat tren bunga yang naik, bank spesialis kredit perumahan tersebut memproyeksikan NIM sebesar 4,5% pada akhir tahun. Sebelumnya BTN mematok NIM pada akhir tahun 2018 bisa di atas 4,5% hingga 5%.

Margin akan tergerus pasca kenaikan bunga acuan BI serta mengetatnya likuiditas. "Betul (NIM akan terpengaruh), kami sedang kerja keras supaya bisa capai target NIM minimal 4,5%. Sekarang NIM sekitar 4,2%," ujar Iman kepada Kontan.co.id, Minggu (15/7).

Bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2017 lalu, target NIM BTN pada tahun ini menurun, Pada akhir tahun 2017, NIM BTN mencapai 4,76%. Meski begitu, dari fungsi intermediasi, emiten bersandi BBTN ini mematok pertumbuhan kredit tetap agresif di level 22% sampai 24%. Sementara dana pihak ketiga (DPK) diyakini mampu tumbuh 19% ke atas secara tahunan.

Sebagai tambahan informasi, berdasarkan laporan keuangan bulanan per Mei 2018, BTN mencatat penyaluran kredit tumbuh tinggi 19,9% menjadi Rp 189 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) Hakim Putrama juga mengatakan, memastikan bahwa NIM perbankan akan terpengaruh pasca kenaikan bunga acuan BI. Hanya saja, pengaruhnya masih dapat diminimalisir. Sebab, masing-masing bank memiliki strategi tersendiri untuk mencapai target.

"Masing-masing bank dan utamanya Bank BJB memiliki beberapa strategi untuk terus mencapai target. Sejauh ini, Bank BJB masih on target," ujarnya. Sayang, Hakim enggan menjelaskan posisi NIM saat ini. Yang jelas, BJB menargetkan NIM berada di level 6,5% sampai 7% pada akhir 2018 mendatang. Akhir tahun lalu, NIM bank ini tercatat sebesar 6,8%.

Senada, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI) Sigit Prastowo mengatakan imbas kenaikan bunga BI selalu lebih dulu ke kenaikan bunga dana. Sementara, untuk bunga kredit, bank sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan menaikkan bunga.

Dus, sebagian besar bank masih lebih memilih untuk menahan tingkat bunga kredit. "Kenaikan bunga BI tentu akan diikuti dengan kenaikan bunga DPK terlebih dahulu, sementara bunga kredit tidak bisa serta merta naik karena berbagai pertimbangan. Dampaknya NIM akan tertekan," tuturnya. Rasio  NIM Bank DKI sendiri sampai dengan paruh pertama tahun ini masih terjaga stabil di kisaran 5%.

Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengatakan, NIM perbankan akan mengecil seiring dengan tren suku bunga yang naik dan persaingan di pasar yang semakin ketat. Ia masih yakin pihaknya dapat menjaga NIM di level stabil di atas 5% sampai akhir tahun. "Memang NIM perbankan pasti akan mengalami tekanan, artinya NIM perbankan tahun ini akan mengecil seiring dengan kondisi suku bunga dan persaingan," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya belum melihat NIM akan terpengaruh banyak oleh kenaikan bunga acuan. Sevbab, BCA hanya menaikkan bunga deposito dan tidak menaikkan bunga tabungan. Sementara itu, komposisi DPK BCA sebanyak 75% diantaranya ada di tabungan. Praktis dengan cara ini, NIM BCA masih terjaga. Catatan Jahja, saat ini posisi NIM BCA berada di kisaran 6,01% sampai 6,02%.

Sekadar tambahan informasi saja, LPS menyebut pertumbuhan kredit perbankan sampai bulan Mei 2018 mencapai 10,26%. Sementara pada periode yang sama DPK tumbuh lebih lambat 6,47%. Hingga akhir tahun, LPS memprediksi kredit masih akan tumbuh di kisaran 10% sementara DPK diprediksi tumbuh 8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×