Reporter: Andri Indradie, Roy Franedya | Editor: Test Test
JAKARTA. Bank Danamon menerapkan target yang cukup ambisius di jangka menengah hingga jangka panjang. Danamon mengincar posisi puncak untuk pembiayaan mikro dan konsumsi.
Henry Ho, Direktur Utama Bank Danamon, mengaku pihaknya sulit menggeser posisi Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang menguasai pasar pembiayaan mikro. Saat ini, Danamon cukup puas menjadi nomor dua di pasar pembiayaan mikro. Tetapi, Danamon tetap optimistis. "Kami menargetkan bisa leading di pasar mikro dan konsumsi," tegasnya, Jumat (20/8).
Untuk mendukung rencana tersebut, saat ini Bank Danamon masih mengandalkan ekspansi secara organik. "Belum ada rencana berekspansi secara anorganik seperti akuisisi dan sejenisnya. Kami akan kembangkan potensi yang kami miliki saat ini," terang Henry.
Pendukung ekspansi kredit Danamon di sektor mikro dan konsumsi adalah Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan pembiayaan kendaraan bermotor. Pada semester I - 2010, pembiayaan DSP tumbuh 20% menjadi Rp 13,75 triliun. Sedangkan, pembiayaan kendaraan bermotor melejit 43% menjadi Rp 24,18 triliun.
Agar pembiayaan di sektor mikro semakin besar, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Danamon pun berniat mengubah fokus pembiayaan. Yaitu, dari pembiayaan korporasi menjadi pembiayaan usaha kecil dan menengah (UKM) serta koperasi. Hingga semester I 2010, pembiayaan syariah Bank Danamon mencapai Rp 700 miliar.
Direktur Syariah Bank Danamon Herry Hykmanto menambahkan, perubahan fokus ini juga disesuaikan dengan aset UUS Syariah yang mini. "Aset kami baru Rp 1 triliun sehingga kami memilih menggarap sektor ritel untuk menyebar risiko," jelasnya. Maklum, jika Danamon Syariah menggarap sektor korporasi, likuiditasnya bisa terancam.
Tahun lalu, komposisi pembiayaan UUS Danamon terdiri dari 30% ke korporasi dan 70% ke sektor UKM dan koperasi. "Semester I 2010, pembiayaan korporasi tinggal 15%, akhir tahun akan diturunkan jadi 10%," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News