Reporter: Dityasa H Forddanta |
JAKARTA. Danareksa Sekuritas memperoleh order menjamin rights issue tiga perusahaan pelat merah. Yakni Bank Tabungan Negara (BTN), Semen Baturaja dan PT Waskita Karya.
"Kami sudah resmi menjadi penjamin tiga BUMN," kata Marciano Hersondrie Herman, Direktur Utama Danareksa Sekuritas.
Namun, Marciano enggan merinci nilai penjaminan tersebut. Tapi, menurut catatan KONTAN, BTN akan menerbitkan 1,51 miliar saham baru dengan target Rp 2,45 triliun.
Kemudian, Semen Baturaja berencana meluncurkan 25% saham dengan nilai sekitar Rp 1 triliun. Terakhir, Waskita Karya akan meluncurkan 35% sahamnya senilai Rp 1 triliun.
Danareksa yakin kegiatan ini mampu mendongkrak kinerja keuangannya yang sempat limbung sewaktu menjadi penjamin IPO Garuda. Namun, perusahaan masih merahasiakan pendapatan yang diterima dari penjaminan ini.
Tapi, pada umumnya, perusahaan sekuritas mengenakan fee tergantung dengan nilai saham atau obligasi yang dijamin. Jika nilai yang dijamin tergolong besar, perusahaan mengenakan fee 1%-2%.
Sedangkan jika nilai yang dijamin sedang-sedang saja, fee sebesar 2%-5%. Nah, batasan untuk menganggap nilai yang dijamin itu besar atau sedang tergantung nego penjamin dengan pihak yang dijamin.
Jadi, jika hasil nego nilai IPO ketiga perusahaan pelat merah yang di-underwritting Danareksa tergolong besar, kemungkinan besar Danareksa bakal meraup pendapatan sebesar Rp 24,5 miliar hingga Rp 49 miliar dari IPO BTN. Dari Waskita Karya dan Semen Baturaja diperkirakan memberikan pemasukan Rp 10 miliar hingga 20 miliar.
Sekadar informasi, semester pertama tahun ini Danareksa Sekuritas memperoleh pendapatan Rp 80,35 miliar, sedangkan periode sama tahun lalu perusahaan terpaksa mengalami defisit pendapatan sebesar Rp 66,78 miliar.
Laba bersih semester I-2012 ini naik menjadi Rp 9,71 miliar. Bandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencatat rugi bersih Rp 132,36 miliar.
Sayang, Danareksa Sekuritas belum mau merinci besar pendapatan dan nilai penjaminan perusahaan dari awal tahun hingga saat ini. "Kami belum tahu, soalnya belum punya bagian accounting yang real time," ujar Marciano. Meski demikian, perusahaan sempat mengatakan mengejar target laba sebesar Rp 40 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News