kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.875   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.613   -20,90   -0,32%
  • KOMPAS100 952   -3,65   -0,38%
  • LQ45 742   -2,91   -0,39%
  • ISSI 210   0,12   0,06%
  • IDX30 386   -1,41   -0,36%
  • IDXHIDIV20 465   -1,90   -0,41%
  • IDX80 108   -0,27   -0,25%
  • IDXV30 113   -0,30   -0,26%
  • IDXQ30 127   -0,67   -0,52%

Dapen BCA Catatkan Peningkatan Hasil Usaha Investasi per Maret 2025


Kamis, 24 April 2025 / 15:37 WIB
Dapen BCA Catatkan Peningkatan Hasil Usaha Investasi per Maret 2025
ILUSTRASI. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis) Dana Pensiun BCA atau Dapen BCA (DPBCA) mencatatkan peningkatan hasil usaha investasi per Maret 2025.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun BCA atau Dapen BCA (DPBCA) mencatatkan peningkatan hasil usaha investasi per Maret 2025.

Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno mengatakan hasil usaha investasi Dapen BCA pada kuartal I-2025 sebesar Rp 71,35 miliar.

"Nilai itu meningkat sebesar 9,37%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya," ujarnya kepada Kontan, Kamis (24/4).

Budi menyampaikan penempatan investasi Dapen BCA per Maret 2025 didominasi Surat Berharga Negara (SBN) dengan porsi 37%. Per Maret 2025, total aset dana kelolaan Dapen BCA tercatat sebesar Rp 5,89 triliun. Nilai itu sedikit mengalami penurunan sebesar 0,19%, jika dibandingkan posisi akhir Desember 2024.

Lebih lanjut, Budi menyampaikan meski dana pensiun umumnya berfokus pada instrumen pendapatan tetap (fixed income), pada awal 2025 pasar obligasi belum sepenuhnya pulih. Dia bilang penurunan suku bunga acuan yang lebih lambat dari ekspektasi, serta naiknya yield SBN pada akhir 2024, menyebabkan nilai pasar obligasi menurun dan menekan nilai portofolio. 

"Tekanan itu menjadi penyebab hasil investasi sempat tergerus, meskipun eksposur saham relatif terbatas," tuturnya.

Baca Juga: Ekonomi Kempis, Aset Dapen Terkikis

Ke depan, Budi tak memungkiri ada tantangan utama dalam menempatkan investasi di saham dan surat utang. Dari sisi saham, dia menyebut potensi volatilitas pasar akibat ketidakpastian global, seperti arah kebijakan suku bunga The Fed, tensi geopolitik, serta fluktuasi harga komoditas, menjadi tantangan yang harus diwaspadai. Budi menerangkan sentimen investor yang cepat berubah juga bisa memengaruhi performa jangka pendek.

Untuk surat utang, Budi mengatakan tantangannya terletak pada dinamika suku bunga. Jika terjadi perubahan arah kebijakan secara tiba-tiba, seperti kenaikan suku bunga karena tekanan inflasi, bisa berdampak negatif terhadap valuasi obligasi yang dimiliki.

Sementara itu, Budi memproyeksikan hasil investasi pada 2025 tetap tumbuh positif. Untuk mempertahankan pertumbuhan hasil investasi, dia bilang perlu menerapkan strategi portofolio yang seimbang antara instrumen jangka pendek dan jangka panjang, serta fokus pada stabilitas melalui aset berisiko rendah.

"Hal itu menjadi faktor utama penopang kinerja. Optimisme itu turut didorong oleh tren penurunan suku bunga global dan membaiknya sentimen pasar domestik, yang membuka peluang pemulihan khususnya di pasar obligasi," katanya.

Meskipun demikian, Budi mengatakan potensi tekanan tetap perlu diantisipasi dana pensiun. Jika muncul gejolak global baru, seperti ketegangan geopolitik atau pembalikan arah kebijakan moneter global, tentu bisa berdampak terhadap volatilitas pasar dan hasil investasi. Oleh karena itu, fleksibilitas strategi dan kehati-hatian tetap menjadi kunci. 

Baca Juga: Dapen BCA Catatkan Penurunan Investasi di Instrumen Saham per Maret 2025

Selanjutnya: Negosiasi AS dan China Masih Buram, Harga Tembaga Terkoreksi

Menarik Dibaca: 13 Cara Mengobati Kolesterol secara Alami yang Efektif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×