Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi daya beli yang lemah tampaknya tak mempengaruhi ketersediaan uang tunai baru untuk momen Idul Fitri 2025. Sebab, momen tersebut dinilai bisa mendorong daya beli yang meningkat.
Seperti diketahui, kondisi ekonomi masyarakat yang tidak baik-baik saja salah satu indikatornya adalah rata-rata pendapatan rumah tangga yang turun secara tahunan. Per Januari 2025, rata-rata simpanan rumah tangga di angka Rp 6,41 juta, periode sama tahun sebelumnya ada di angka Rp 7,12 juta.
Sementara itu, beberapa bank besar telah mengumumkan ketersediaan dana tunai untuk momen Idul Fitri mendatang. Total uang tunai yang disediakan BCA, BRI, dan BNI dalam momen tersebut di tahun ini mencapai Rp 124,02 triliun.
Jika dirinci, memang ada penurunan ketersediaan uang tunai lebaran dari bank-bank tersebut. Misal, BRI yang turun hingga 6,12% dari realisasi tahun lalu dan BNI juga turun 21%.
Sementara itu, BCA masih menaikkan ketersediaan dana tunai untuk lebaran sekitar 4%. Hanya saja, ada perlambatan dari tahun lalu yang naik 7% secara tahunan.
Baca Juga: Batas Maksimal Penukaran Uang baru di Kas Keliling BI
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menjelaskan penentuan alokasi dana tunai oleh BCA pada tahun ini dilakukan mempertimbangkan beberapa faktor. Misalnya, pola transaksi pada periode Idul fitri 2022 sebagai acuan karena memiliki jumlah hari libur dan cuti bersama yang sama.
“Kita juga pertimbangkan pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas,” ujar Hera.
Hera pun berharap kesiapan BCA dalam memenuhi kebutuhan uang tunai selama momen tersebut dapat berkontribusi positif dalam perputaran uang di masyarakat dan pertumbuhan perekonomian nasional.
Selain itu, ia memproyeksikan peningkatan jumlah transaksi di kanal digital BCA. Oleh karena itu, BCA memastikan nasabah dapat menikmati layanan perbankan BCA di manapun dan kapanpun melalui semua aplikasi dan channel yang dimiliki.
Sementara itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar hanya berkomentar singkat mengenai pertimbangan kesiapan dana tunai yang turun. Dalam hal ini, ia memastikan tak ada hubungannya dengan daya beli masyarakat.
“Terjadi penurunan karena cashless,” ujarnya singkat.
Pengamat Perbankan, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan berpendapat bahwa bank pastinya memiliki hitung-hitungan. Ia bilang biasanya itu mempertimbangkan besaran tabungan yang ada saat ini.
Ia bilang bank tentunya sudah punya rencana dan strategi sendiri. Di mana, itu menyesuaikan dengan kondisi nasabah saat ini yang sudah mulai cashless.
“Lebaran ini momentum masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga dan berbelanja maka masih tetap tinggi hanya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya bila melihat kondisi saat ini,” ujar Trioksa.
Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo bilang kebutuhan akan uang tunai selama Idul Fitri tetap signifikan, terutama karena kebiasaan masyarakat dalam memberikan THR atau hadiah dalam bentuk uang tunai, khususnya uang baru.
Oleh karenanya, meskipun daya beli masyarakat menurun, Arianto bilang permintaan uang tunai, terutama pecahan kecil yang baru, tetap tinggi menjelang hari raya umat Islam ini.
“Penurunan kesiapan dana tunai oleh bank bisa jadi lebih berkaitan dengan strategi efisiensi dan peralihan ke transaksi digital, bukan semata-mata karena daya beli masyarakat yang melemah,” tandasnya.
Baca Juga: Likuiditas Perbankan Ketat, Begini Rekomendasi Bank Syariah Indonesia
Selanjutnya: Langka di Sejumlah Negara, Pemerintah Sebut Produksi Beras Nasional Surplus
Menarik Dibaca: 6 Manfaat Kolagen untuk Rambut, Cegah Uban hingga Rambut Rontok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News