Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Ekonomi di negeri ini boleh saja melambat, namun lain halnya dengan kekayaan orang kaya yang terus bertumbuh. Hal ini tergambar dari pertumbuhan simpanan nasabah kaya di bank umum per September 2014, yang naik 14,48% dari periode yang sama tahun 2013. Mayoritas simpanan berjumlah di atas Rp 5 miliar.
Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan, per September 2014 jumlah simpanan di atas Rp 2 miliar sebagai angka maksimal penjaminan LPS tercatat sebanyak Rp 2.194,52 triliun. Pada akhir September 2013, nilainya berada di posisi Rp 1.916,90 triliun.
Bila dirinci, dari jumlah simpanan di atas Rp 2 miliar tersebut, sebanyak Rp 383,76 triliun atau setara 9,63% merupakan simpanan bernominal Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar. Sedangkan sisanya didominasi simpanan di atas Rp 5 miliar, yang bernilai total Rp 1.810,76 triliun.
Angka tersebut juga menggambarkan bahwa jumlah simpanan nasabah kaya di atas Rp 2 triliun memberikan kontribusi hingga 55,05% dari total dana pihak ketiga (DPK) di bank umum.
Meski demikian, jumlah rekening nasabah kaya dengan simpanan Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar tercatat hanya sebanyak 107.710 rekening atau 0,08% dari jumlah total rekening nasabah bank umum. Sedangkan, rekening nasabah dengan simpanan di atas Rp 5 miliar, porsinya cuma 0,05%.
Bila data LPS menunjukkan total DPK bank umum mayoritas dikuasai oleh nasabah-nasabah besar, lain halnya dengan yang berlaku di PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Jahja Setiatmadja, Presiden Direktur BBCA ini mengatakan, perolehan dana masyarakat di BCA, mayoritas bersumber dari simpanan dengan nilai rata-rata di bawah Rp 2 miliar.
Jahja bilang, BCA tidak memasang target dalam jumlah tertentu untuk menggandeng nasabah besar. "Kami lebih suka nasabah kecil, karena tidak terlalu sensitif terhadap tingkat suku bunga. Dan lagi, nasabah besar cenderung minta bunga deposito yang tinggi," kata Jahja, Kamis (27/11).
Layanan nasabah
Di sisi lain, PT Bank Mandiri Tbk tetap berupaya menjaring nasabah yang berpenghasilan tinggi. Caranya adalah dengan menambah jaringan nasabah prioritas di sejumlah daerah.
Hery Gunardi, Direktur Mikro dan Ritel Bank Mandiri mengatakan, jumlah nasabah prioritas Bank Mandiri saat ini mencapai lebih dari 38.000 nasabah. Dana kelolaan hingga Oktober 2014 berjumlah Rp 132,57 triliun.
"Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 47% dalam kurun waktu lima tahun terakhir," kata Hery, Kamis (27/11).
Memang, untuk masuk katagori nasabah prioritas Bank Mandiri tak harus memiliki dana miliaran rupiah, karena dengan minimal simpanan Rp 500 juta sudah bisa masuk nasabah prioritas. Selain kemudahan transaksi, nasabah prioritas akan mendapatkan layanan personal banker sebagai penasihat finansial.
Para personal banker tersebut, kata Hery, memiliki informasi dan pengetahuan memadai berkenaan dengan pengelolaan investasi dan harta kekayaan nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News