Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan suku bunga deposito telah mengurangi minat masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen ini. Di tengah penurunan itu, bank fokus mengejar dana murah (CASA) untuk menekan biaya dana.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, simpanan deposito perbankan mencapai Rp 2.842 triliun, atau hanya tumbuh 3,4% yoy pada Januari 2022. Secara ytd dan bulan sebelumnya, justru turun masing-masing sebesar 0,6% dan 0,6%.
Sebaliknya, dana murah dari tabungan dan giro terus tumbuh. Secara tahunan, kedua simpanan tersebut tumbuh signifikan. Tercatat giro tumbuh 24,7% yoy dan tabungan tumbuh 13,3% pada Januari 2022.
Kondisi serupa juga terjadi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, deposito Bank Mandiri (bank only) turun 7,22% yoy menjadi Rp 266,98 triliun pada Desember 2021.
Baca Juga: BRI Targetkan Kredit Konsumer Bisa Tumbuh 11%-12% di 2022
Mengantisipasi penurunan tersebut, bank pelat merah ini mengejar pertumbuhan dana murah. SVP Retail Deposit Product And Solution Group Bank Mandiri Evi Dempowati mengatakan, strategi tersebut dapat meningkat rasio CASA dan menyedikan suku bunga kredit lebih kompetitif.
"Bank Mandiri tetap menjaga tingkat suku bunga deposito yang kompetitif agar tetap menarik untuk deposan serta fokus mendorong Livin’ by Mandiri sebagai transaksi melalui aplikasi termasuk kemudahan membuat Deposito via Livin’ by Mandiri," kata Evi, Selasa (1/3).
Tak berbeda, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tahun ini lebih fokus pada pertumbuhan CASA dan deposito ritel. Melalui strategi tersebut, bank bersandi saham BBTN ini menargetkan dana pihak ketiga (DPK) bisa tumbuh 11% tahun ini.
"Tahun 2022, BTN lebih fokus kejar deposito retail yang tidak sensitif terhadap pricing dan lebih berkelanjutan," terang Direktur Distribution and Retail Funding Bank BTN Jasmin.
Hingga Desember 2021, simpanan deposito BTN hanya tumbuh 0,29% yoy menjadi Rp 164,85 triliun. Sementara tabungan dan giro tumbuh lebih besar, masing - masing naik 9,92% dan 21,56%.
Baca Juga: Genjot Pertumbuhan Dana Murah di 2022, Simak Strategi Perbankan
Sementara itu, Bank Sumsel Babel memproyeksi pertumbuhan deposito mencapai 2% yoy pada 2022. Namun perusahaan menargetkan pertumbuhan lebih besar pada simpanan tabungan dan giro.
"Strategi Bank Sumsel Babel meningkatkan deposito dengan mempertahankan dan menjaga nasabah eksisting, mencari nasabah potensial, dan memberikan program atau hadiah untuk menarik minat nasabah," terang Direktur Bisnis Bank Sumsel Babel, Antonius Prabowo Argo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News