kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot Pertumbuhan Dana Murah di 2022, Simak Strategi Perbankan


Sabtu, 26 Februari 2022 / 06:35 WIB
Genjot Pertumbuhan Dana Murah di 2022, Simak Strategi Perbankan


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan nasional mengejar pertumbuhan dana murah (CASA) untuk meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) tahun ini. Melalui strategi tersebut, produk tabungan dan giro akan meningkat. 

PT Bank BTPN misalnya, berhasil meningkatnya jumlah CASA sebesar 37% yoy dari Rp 27,69 triliun menjadi Rp 37,88 triliun pada 2021. Sehingga rasio CASA meningkat dari 27,5% menjadi 34,6%. 

Sejalan dengan itu, perusahaan terus menghadirkan fitur-fitur transaksi bagi nasabah ritel dan korporasi sehingga dana murah bisa meningkat dan beban dana ikut terjaga. Direktur BTPN Hanna Tantani mengatakan, strategi peningkatan porsi CASA akan terus dilanjutkan. 

"Terutama dengan terus menekan deposito dari tahun ke tahun. Intinya CASA selalu kami targetkan tumbuh, kami inginnya CASA tumbuh double digit pada tahun ini," terang Hanna, Kamis (25/2). 

Senada, PT Bank Mandiri Tbk juga optimistis bisa meningkatkan dana murah melalui peningkatan layanan digital seperti platform Livin' dan Kopra by Mandiri. 

Baca Juga: Tahun Lalu, Bank Mandiri Himpun Dana Murah Lewat Agen Laku Pandai Rp 11,5 Triliun

Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo menyebut, kehadiran Kopra dan Livin telah berkontribusi peningkan volume transaksi masing - masing sebesar Rp 13.545 triliun dan Rp 1.630 triliun pada 2021. 

"Kami dapat mempertahankan stickiness nasabah sehingga kami optimistis dapat mempertahankan komposisi dana murah di atas," terang Sigit. 

Hingga akhir 2022, Bank Mandiri memperkirakan suku bunga acuan BI 7DRR akan naik sebesar 50 bps menjadi 4,00%. Bank Indonesia (BI) juga akan meningkatkan GWM secara bertahap dalam rangka normalisasi likuiditas hingga mencapai 6,50% di akhir tahun. 

Dua faktor tersebut, kata Sigit, akan memberikan tekanan pada biaya dana perbankan. Namun dengan CASA Bank Mandiri (bank only) masih di atas 70%. Pihaknya percaya kenaikan suku bunga acuan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap beban dana. 

Tak mau kalah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) akan meningkatan dana murah di kisaran 65% tahun ini. Peningkatan tersebut akan didorong melalui transaksi berbasis CASA sebagai sumber dana di platform ekosistem digital. 

Baca Juga: Perbankan Syariah Catat Pertumbuhan Pembiayaan 6,83% Jadi Rp 421,57 Triliun di 2021

Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan penerimaan transaksi CASA pada ekosistem merchant. Kemudian mengoptimalkan BritAma FSTVL dan Panen Hadiah Simpedes.

"Kami juga akan menjadi mitra strategis utama pemerintah dalam penyaluran bantuan sosial non tunai," terang Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto. 

Hingga akhir 2021, CASA BRI mencapai Rp 714 triliun atau naik 11,2% yoy. Hal ini mendorong rasio CASA bank ini meningkat dari 59,6% pada 2020 menjadi 63,3% pada tahun berikutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×