kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Di buru saat pandemi, transaksi jual beli emas di platform digital ramai


Selasa, 13 Oktober 2020 / 21:35 WIB
Di buru saat pandemi, transaksi jual beli emas di platform digital ramai
ILUSTRASI. FILE PHOTO: An employee shows a 1 gram piece of a gold Combibar at a plant of gold refiner and bar manufacturer Valcambi SA in the southern Swiss town of Balerna December 20, 2012.REUTERS/Michael Buholzer/File Photo


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi yang memberi bayangan resisi membuat masyarakat memburu instrumen emas untuk berinvestasi. Hal ini mendorong pertumbuhan jumlah pengguna maupun transaksi emas yang terjadi dalam platform digital.

PT Tamasia Global Sharia misalnya membuktikan terjadi pertumbuhan pengguna baru 30% secara bulanan atau month on month (mom). EO & Co-Founder Tamasia Muhammad Assad bilang saat ini memiliki 400.000 pengguna layanan emas secara digital dengan prinsip syariah.

Assad bilang, para pengguna Tamasia didominasi oleh milenial berusia 25 tahun hingga 40 tahun. Secara demografis, kebanyakan berasal di pulau Jawa.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 2.000, potensi rugi 10,62% pembeli sepekan lalu

“Secara transaksi juga seiring dengan pertumbuhan pengguna baru, itu tumbuh 30% secara bulanan. Bahkan pada awal pandemi, April hingga Juni itu bisa tumbuh 50%. Padahal biasanya kita hanya tumbuh 10% hingga 20%,” ujar Assad kepada Kontan.co.id pada Selasa (13/10).

Lanjut Ia, pada awal pandemi saat harga emas menyentuh harga Rp 1 juta, banyak para pengguna melakukan aksi taking profit atau buy back. Namun, saat ini para pengguna telah melihat harga emas di kisaran Rp 1 juta merupakan harga standar.

“Peningkatan buyback kita sekitar 20% setelah lebaran. Jadi dulu orang banyak pada nabung. Saat mereka lihat margin bagus, mereka jual. Namun sekarang sudah normal kembali,” jelas Assad.

Ia menjelaskan kenaikan transaksi dan pengguna ini juga tak terlepas dari upaya Tamasia bekerja sama dengan pihak ketiga seperti Grab Kios dan PT Pos Indonesia. Lewat kerja sama ini, Tamasia bisa melayani transaksi jual beli emas di cabang mitra strategis ini.

Adapun CEO dan Founder IndoGold Indra Sjuriah menyatakan secara kuartalan, transaksi dan jumlah pengguna indogold tumbuh 30% di masa pandemi. Sedangkan untuk transaksi buyback hanya tumbuh lebih sedikit.

“Saat ini, IndoGold sudah bekerja sama dengan ecommerce Bukalapak saja. Kita terbuka juga untuk aggregator maupun ecommerce lainnya,” terang Indra kepada Kontan.co.id.

Bisnis tabungan emas milik PT Pegadaian (Persero) juga laris manis di tengah pandemi. Tekanan di pasar saham dan surat utang, diikuti oleh semakin mini bunga acuan Bank Indonesia, membuat masyarakat melirik logam mulia.

Sekretaris Perusahaan Pegadaian R. Swasono Amoeng Widodo menyatakan, terdapat 6,2 juta rekening nasabah tabungan emas Pegadaian hingga Agustus 2020. Jumlah rekening itu tumbuh 98,8% year on year (yoy) dibandingkan Agustus 2019.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×