Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
“Saldo titipan nasabah tabungan emas Pegadaian mencapai 5,2 ton hingga 31 Agustus 2020. Ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 56,95% yoy. Hal ini menunjukkan semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya investasi,” ungkap Amoeng kepada Kontan.co.id.
Lanjut Ia, banyaknya peminat tabungan emas ini tak lepas dari pandemi Covid-19. Lantaran banyak nasabah mengalihkan dana yang dimiliki ke dalam bentuk tabungan emas yang lebih aman.
“Hingga akhir tahun 2020, ditargetkan terdapat 5,6 juta rekening tabungan emas. Per Agustus 2020 jumlah Rekening Tabungan Emas telah melampaui dari yang ditargetkan pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan,” jelas Amoeng.
Tak mau kalah, ecommerce Tokopedia juga menggarap bisnis tabunagan emas dan mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Senior Lead Fintech Tokopedia Marissa Dewi menyatakan antusiasme masyarakat terhadap investasi emas masih sangat tinggi.
Lantaran sifat emas sebagai instrumen investasi yang relatif aman dijalankan dalam jangka panjang, mudah dimengerti dan memiliki harga yang cenderung terus meningkat bahkan di tengah pandemi.
“Hal ini terlihat dari data internal Tokopedia yang mengungkapkan bahwa selama satu tahun ke belakang, jumlah pengguna yang terdaftar di Tokopedia Emas bertumbuh hampir 20 kali lipat. Transaksi jual dan beli emas lewat Tokopedia pun bertumbuh hampir 30 kali lipat,” tutur Marissa kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Rincian harga emas siang ini logam mulia Antam di Pegadaian, Selasa 13 Oktober 2020
Lanjut Ia, kenaikan ini didorong oleh sejumlah nilai tambah yang dimiliki Tokopedia Emas karena aman dan diawasi oleh OJK. Selain itu, mudah dan sangat terjangkau dimulai hanya Rp 5.000. Tokopedia Emas juga sudah memenuhi prinsip-prinsip syariah melalui kerja sama dengan Pegadaian.
Adapun PT Bank BNI Syariah juga mengarap bisnis cicilan emas. Kendati demikian, Sekretaris Perusahaan BNI Syariah Bambang Sutrisno menyatakan pembiayaan emas ini tidak menjadi fokus bisnis.
"BNI Syariah memiliki produk untuk kepemilikan emas dengan nama BNI Emas iB Hasanah. Per September 2020, outstanding pembiayaan BNI Emas iB Hasanah sebesar Rp1,1 miliar,” kata Bambang kepada Kontan.co.id.
Lanjut Ia hal tersebut sejalan dengan kondisi saat ini, di mana masyarakat lebih memprioritaskan kebutuhan primer dibandingkan investasi jangka panjang di kala pandemi masyarakat Indonesia, cenderung membeli emas secara tunai. Selain itu, kebiasaan masyarakat cenderung membeli emas secara tunai dibandingkan mengangsur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News