CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Dinar Emas, Peluang Investasi yang Kebal Inflasi


Selasa, 07 Oktober 2008 / 17:07 WIB
ILUSTRASI. TAJUK - Ahmad Febrian


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dampak krisis ekonomi global memperlihatkan lemahnya instrumen investasi berupa uang. Begitu terjadi krisis, nilai instrumen kapitalis ini anjlok. Masyarakat pun kelimpungan karena simpanan di pasar modal dan perbankan menciut. Maka dari itu, kini masyarakat mulai memburu instrumen tabungan paling aman berupa koin emas. Terbukti, dalam setahun terakhir, permintaan koin emas terus mengalami peningkatan.

Hal ini diakui oleh Zaim Saidi. Pendiri salah satu jasa penjualan koin emas berupa koin dinar, Wakala Dinar, ini mengatakan dalam satu tahun terakhir, koin dinar terus diburu. Bahkan dalam perhitungannya, peminat instrumen investasi ini mengalami peningkatan hingga 100% lebih dibanding tahun lalu.

Zaim menceritakan, setiap bulannya, Wakala Dinar mampu menjual 3.000 sampai 5.000 koin dinar ke sejumlah pembeli melalui 16 cabang Wakala di Indonesia. “Dari penjualan itu, sebagian besar peminat cenderung memborong koin emas. Bahkan ada yang sampai seratusan koin emas," terang Zaim kepada KONTAN, Senin (6/10). Sebagai catatan, satu koin dinar terbuat dari emas 22 karat seberat 4,25 gram. Hingga Oktober 2008, nilai jual satu koin dinar Rp 1.120.000.

Menurut Zaim, salah satu sebab melonjaknya peminat logam mulia ini adalah kondisi perekonomian global yang sedang tidak stabil. Krisis ekonomi di Amerika Serikat (AS) serta naik turunnya bunga perbankan menyebabkan masyarakat mulai berpikir untuk mencari instrumen yang tidak terpengaruh inflasi.

Setiap tahunnya, lanjut Zaim, nilai koin dinar cenderung naik. Bahkan rata-rata kenaikan sebesar 25%. Sebagai perbandingan, pada Oktober 2007 lalu, harga koin dinar Rp 900.000. Lalu, nilai koin dinar perlahan-lahan naik dan sempat mencapai  puncaknya di level Rp 1,3 juta. Namun, pada Oktober 2008, harganya turun menjadi Rp 1.120.000 sampai Rp 1.150.000.

Turunnya harga koin dinar tersebut, menurut Zaim, setidaknya bisa menjadi peluang investasi masyarakat untuk beralih ke  instrumen emas. Pasalnya, instrumen ini memiliki nilai absolute  yang kecil. Artinya, hanya dengan 5.000 keping koin emas, bisa menyelamatkan Rp 5 miliar dana masyarakat. "Seandainya triliunan dana masyarakat dibelikan koin dinar, Indonesia pasti akan kuat menahan goncangan krisis global," tambahnya bersemangat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×