kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Disokong segmen korporasi, kredit Bank Woori Saudara tumbuh 24% di kuartal III-2018


Kamis, 11 Oktober 2018 / 17:42 WIB
Disokong segmen korporasi, kredit Bank Woori Saudara tumbuh 24% di kuartal III-2018
ILUSTRASI. Bank Woori Saudara


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (BWS) mengatakan sampai dengan kuartal III-2018 membukukan kinerja yang positif.

Perwakilan Manajemen sekaligus Tim Analis BWS Rully Nova mengungkapkan per kuartal III-2018 penyaluran kredit BWS mencapai Rp 22,1 triliun atau tumbuh 24% secara tahunan.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BWS sedikit naik menjadi 2,57%. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, NPL BWS ada di posisi 1,42%.

"Dalam penyaluran kredit, BWS mencatat kenaikan pada core kelompok kredit. Kredit korporasi tumbuh 40% menjadi Rp 8,5 triliun dan kredit konsumer tumbuh 16% menjadi Rp 13,6 triliun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (10/10).

Rully menjelaskan, segmen korporasi dan konsumer bakal menjadi pendorong pertumbuhan kredit BWS hingga akhir tahun 2018 ini. Lewat kedua segmen tersebut, Rully optimistis kredit BWS pada tahun ini dapat tumbuh 24%-27% dibandingkan periode tahun 2017 lalu.

Nah, dari sisi dana pihak ketiga (DPK) BWS melorot. Menurut Rully, per September 2018 lalu DPK BWS mencapai Rp 15,6 triliun, turun 12,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy).

Menurutnya, penurunan DPK yang cukup dalam antara lain pihaknya memang sengaja merubah komposisi DPK agar lebih fokus ke dana murah alias current account and savinga account (CASA). Hitung-hitungan perseroan, dalam kurun waktu setahun setidaknya CASA perseroan telah mencapai Rp 4,9 triliun alias naik Rp 644 miliar.

Berkat cara ini, biaya dana atau cost of fund (CoF) BWS dapat diturunkan menjadi 4,62% dibanding periode yang sama tahun lalu 4,73%.

Bank hasil merger antara Bank Woori Indonesia dan Bank Himpunan Saudara milik taipan Grup Medco Arifin Panigoro ini juga sudah menyiapkan banyak cara untuk mendorong DPK.

Salah satunya antara lain dengan mengembangkan jaringan elektronik untuk melengkapi 152 kantor cabang yang telah ada. Antara lain meliputi mesin ATM, mesin EDC serta layanan internet dan mobile banking.

"Terkait dengan NPL tahun ini ada dua segmen yang bakal menjadi tantangan BWS, yaitu segmen kredit korporasi dan multifinance," sambungnya.

Kendati demikian, BWS tetap akan menyalurkan kredit korporasi secara selektif di beberapa sektor yang memiliki risiko rendah. Dus, hingga tutup tahun BWS menargetkan mampu menekan NPL hingga ke bawah level 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×