Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asal Korea semakin gencar masuk ke industri perbankan Indonesia. Terbaru, KB Kookmin Bank memegang 22% saham PT Bank Bukopin Tbk pada semester 1 2018.
Investor Negeri Ginseng berminat masuk lantaran bank lokal yang sudah dimiliki pemodal Korea, kinerjanya cukup lumayan.
Ambil contoh PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 mencatatkan kinerja positif hingga paruh pertama 2018. Laba tumbuh 34,43% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 298,95 miliar. Posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 222,37 miliar. Manajemen menargetkan laba tumbuh 56,77% yoy.
Penyaluran kredit tumbuh 21,02% yoy menjadi Rp 21,13 triliun. Padahal pada paruh pertama 2017 hanya Rp 17,46 triliun. Bank Woori menargetkan penyaluran kredit hingga akhir tahun mencapai Rp 20,81 triliun.
Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menurun 6,16% yoy menjadi 15,84 triliun pada Juni 2018. Posisi yang sama tahun lalu Rp 16,88 triliun. Hal ini menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan mengetat menjadi 133,26% pada enam bulan pertama 2018. Padahal tahun lalu hanya 103,34%
"LDR memang agak tinggi karena modalnya BWS cukup besar. Jadi untuk optimalisasi dana yang ada. Bisa bandingkan dengan bank asing lain yang umumnya LDRnya di atas 100%," ujar Direktur Resiko dan Kepatuhan Bank Woori Saudara I Made Mudiastra kepada Kontan.co.id pada Kamis (20/9).
Lanjut Made hingga saat ini, manajemen tidak merevisi target bisnis bank terutama untuk pencapaian kredit, DPK, dan Laba. Sayangnya Made belum merinci pencapaian kinerja perbankan hingga Agustus 2018. Namun Ia optimis bisnis masih on the track.
Made yakin pelemahan rupiah dan tren kenaikan suku bunga tidak berpengaruh secata signifikan kepada bisnis perbankan. "Tidak ada revisi RBB," tukas Made.
Begitupun dengan PT Bank KEB Hana Indonesia. Hingga Agustus 2018, Bank yang juga dimiliki oleh investor Korea ini meraup pertumbuhan laba 3,87% yoy menjadi Rp 556,64 miliar. Posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 535,86 miliar.
Sedangkan di posisi kredit tumbuh 33,79% yoy menjadi Rp 32,93 triliun. Posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 26,6 triliun. Di sisi himpunan DPK, Bank mencatatkan pertumbuhan 16,29% yoy menjadi Rp 24,55 triliun. Padahal di delapan bulan pertama 2017 hanya Rp 21,11 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News