Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk meyakini bisnis internasional akan berlanjut tumbuh tahun ini. Meskipun Direktur Corporate & International Banking Silvano Winston Rumantir menyadari masih ada potensi perlambatan dan dinamika ekonomi global akan terus terjadi.
Optimisme ini lantaran harga komoditas masih relatif tinggi diiringinya pelonggaran perbatasan yang dilakukan oleh mitra dagang utama Indonesia seperti China. Oleh sebab itu, BNI akan memperkuat kolaborasi berbagai bisnis di internal bank untuk pelayanan bisnis internasional.
"Lalu peningkatan bisnis ke segmen diaspora melalui program Diaspora Invest, Diaspora Lending, dan Diaspora Saving. Juga pengembangan layanan cash management di kantor luar negeri serta peningkatan ekspor melalui program BNI Xpora," ujar Silvano pada pekan lalu.
Silvano menyatakan transaksi ekspor impor BNI di 2022 tumbuh hampir 55% year on year (YoY). Ia menyatakan peningkatan ekspor dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas unggulan seperti sawit, bahan bakar, mineral, batu bara, dan besi baja.
Baca Juga: BSI Kejar Izin Kantor Cabang Penuh dari Regulator Dubai
Sementara melalui BNI Xpora, total kredit ekspor telah menembus Rp 26,72 triliun, naik dari 2021 yang tercatat Rp 19,05 triliun. Volume trade ekspor tercatat Rp 66,21 triliun, naik dari 2021 yang tercatat Rp 24,36 triliun.
Adapun volume transaksi remittance BNI naik 29,1% menjadi US$ 108 miliar pada akhir tahun lalu. Penyaluran kredit yang dilakukan oleh kantor cabang luar negeri BNI mencapai US$ 1,7 miliar hingga akhir 2022, dengan pertumbuhan paling besar dari Singapura dan New York.
Asal tahu saja, bank bersandi saham BBNI ini mencatatkan laba bersih konsolidasi yang tercatat Rp 18,31 triliun, tumbuh signifikan 68% YoY, dan merupakan perolehan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah BNI.
Ini seiring dengan total kredit yang disalurkan di tahun 2022 telah mencapai Rp 646,19 triliun, tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10,9% YoY, diikuti dengan Net Interest Margin (NIM) yang terjaga di posisi 4,8%. Pertumbuhan kredit yang sehat ditopang oleh ekspansi bisnis dari debitur top-tier dan bisnis turunannya yang berasal dari value chain debitur.
Dari sisi likuiditas, BNI berhasil mencatatkan pertumbuhan Current Account Saving Account (CASA) yang kuat sebesar 10,1% YoY, yang dihasilkan dari strategi perseroan untuk membangun transaction-based CASA, melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif dan reliable.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News