Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Bank Permata telah dikonsolidasikan ke laporan keuangan Bangkok Bank pada kuartal III 2020. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih bank ini turun tajam seiring meningkatnya pencadangan mengantipasi kerugian kredit di tengah tekanan Covid-19.
Tetapi di sisi lain, pendapatan bunga bersihnya masih tumbuh 7,2% secara year on year (YoY). Hingga kuartal III-2020, Bangkok Bank mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar 57,78 miliar baht, naik 7,2% dari periode yang sama tahun 2019 yang tercatat sebesar 53,87 miliar baht.
"Kenaikan ini akibat konsolidasi dengan net interest income dari Bank Permata dan juga karena trens suku bunga yang rendah," tulis manajemen Bangkok Bank dalam laporan keuangannya yang dikutip Kontan.co.id, Senin (26/10).
Margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) bank ini turun menjadi mencapai 2,28% dari dari 2,39% pada kuartal III 2019. Pendapatan non-bunga juga mengalami penurunan sebesar 16,1% menjadi 30,31 baht terutama karena penurunan biaya bersih dan pendapatan layanan dan pendapatan dari investasi.
Baca Juga: Kredit komersial jadi andalan saat ekonomi mulai pulih
Beban operasional meningkat 17,6% dari periode yang sama tahun lalu jadi 45,83 miliar baht karena konsolidasi biaya operasional Permata dan provisi biaya terkait integrasi cabang Indonesia. Rasio biaya terhadap pendapatan adalah 52,0%.
Dalam sembilan bulan tahun 2020, Bangkok Bank dan anak perusahaannya hanya mampu mencatatkan laba bersih 14,78 miliar baht, termasuk laba dari Bank Permata yang sudah diakuisisi sejak 20 Mei 2020.
Laba bersih perusahaan pun mengalami penurunan terutama dari periode yang sama tahun lalu karena adanya tambahan cadangan penyisihan kerugian kredit ekspektasian sejalan dengan pengelolaan yang hati-hati. Cadangan tersebut untuk memberikan bantalan terhadap ketidakpastian dari kontraksi ekonomi yang diakibatkannya dari dampak pandemi Covid-19.
Per September 2020, total kredit Bangkok Bank mencapai 2.367,2 miliar baht atau hanya meningkat 0,6% dibanding kuartal sebelumnya dan tumbuh 14,8% secara year to date (ytd). Meningkatnya kredit secara kuartalan karena adanya kenaikan penyaluran kredit ke para pengusaha dan segmen konsumer.
Rasio kredit bermasalah terhadap total kredit adalah 4,1% sedangkan rasio pencadangan untuk kredit bermasalah berada di level yang kuat 178,0 persen. Menajemen bank mengatakan pihaknya akan terus melakukannya menjaga kontrol yang ketat atas penjaminan kredit dan manajemen risiko dan telah menyisihkan yang sesuai tingkat penyisihan terhadap kerugian kredit yang diharapkan.
Dana Pihak Ketiga (DPK) bank ini mencapai 2.821,8 miliar baht meningkat 19% secara ytd tetapi turun 1,1% dibandingkan dengan kuartal II 2020. Loan to deposit rasio adalah 83,9%, mencerminkan posisi likuiditas yang memadai untuk melindungi perekonomian ketidakpastian.
Baca Juga: Begini nasib industri perbankan di saat pandemi virus corona (Covid-19)
Pada akhir September 2020, rasio kecukupan modal total, rasio kecukupan modal Tier 1 dan Rasio kecukupan modal Common Equity Tier 1 Bank dan anak perusahaan masing-masing sebesar 17,6%, 15,1%, dan 14,2%.
Bank Permata belum merilis laporan keuangan kinerja kuartal III. Sedangkan per Agustus 2020, bank ini membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 4,15 triliun atau tumbuh 9,78% secara YoY. Adapun laba bersihnya tergerus 56,2% YoY menjadi Rp 425,19 miliar.
Penyaluran kredit Bank Pertama turun 1,2% YoY menjadi Rp 103,18 triliun dan DPK meningkat pesat sebesar 29,3% menjadi Rp 131,86 triliun.
Selanjutnya: Ekonomi membaik, segmen kredit ini jadi andalan perbankan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News