Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa perbankan memang terlihat semakin berhati-hati menyalurkan pinjaman kredit ke perusahaan multifinance. Namun hal itu ditanggapi oleh PT Indosurya Inti Finance yang tidak berdampak pada perusahaannya. Sebagai diversifikasi pendanaan, Indosurya Finance sedang menjajaki untuk menerbitkan obligasi.
Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung mengatakan, saat ini porsi pendanaan perusahaan sebesar 40% berasal dari pinjaman perbankan baik dalam dan luar negeri. Lalu 20% berasal dari modal sendiri, dan 40% lagi berasal dari penerbitan medium term notes (MTN). Sekadar tahu, sepanjang 2018, Indosurya Finance membidik pertumbuhan pembiayaan 20% dari realisasi tahun 2017 sebesar Rp 2,06 triliun.
"Kelihatannya memang perbankan makin hati-hati ke industri multifinance, tapi kebetulan untuk ke kami tidak berdampak," kata Mulyadi kepada Kontan.co.id, Senin (16/4).
Dengan demikian, Indosurya Finance juga akan terus berupaya menjaga kepercayaan perbankan. Tidak hanya kualitas non perfoming finance (NPF) yang baik, tapi juga perusahaan harus menjalankan Good Corporate Governance (GCG) yang sesuai aturan dan keterbukaan infromasi ke perbankan tersebut.
Sampai akhir Maret 2018, nominal kredit macet Indosurya Finance berada di level 1,3%. Angka itu berhasil menurun dari posisi Februari 2018 sebesar 1,4%.
"Untuk penerbitan MTN rencana di kuartal kedua dan selalu berkala, selain itu kami juga sedang penjajakan obligasi di semester kedua tahun ini jika pasarnya kondusif," ujar Mulyadi
Mulyadi bilang, dengan penerbitan obligasi harapannya perusahaan akan mendapatkan cost of fund (CoF) lebih rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News