Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
Menurutnya, kondisi ekonomi segmen mikro paruh kedua tahun ini belum dapat menunjukkan performa lebih baik dari tahun lalu, meski sudah akan ada pelonggaran mobilitas. Harapannya, melalui integrasi holding kinerja diproyeksikan tetap positif, kendati masih konservatif.
"Sepertinya (kondisi) tidak sebaik tahun lalu. Masih banyak tantangannya. Ekspansi kami masih pakai RKAP awal tahun," katanya.
Adapun tahun depan, akan ada penyesuaian target kinerja yang diproyeksikan lebih agresif. Hal itu seiring dengan harapan sudah berjalannya integrasi bersama BRI dan PNM dalam holding UMi.
"Integrasi yang saat ini diakselerasi, ada di jaringan co-location, dan teknologi informasi. Tim bisnis juga terus melakukan kajian tim bersama manajemen office," imbuhnya.
Baca Juga: Pegadaian guyur peraih medali Olimpiade Tokyo dengan 3 kg Tabungan Emas
Sebagai gambaran, pada 2020, pendapatan usaha Pegadaian meningkat 24,27% dibandingkan dengan 2019, yaitu dari Rp17,67 triliun menjadi Rp 21,96 triliun. Adapun laba bersih pada 2020 mencapai Rp 2,02 triliun.
Pegadaian pun mencatatkan kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dari Rp 154 miliar pada 2019 menjadi Rp 2,12 triliun pada 2020.
Outstanding loan Pegadaian tumbuh 5% pada 2020 menjadi Rp54,7 triliun, dari Rp 50,4 triliun tahun sebelumnya. Khusus produk gadai, pada 2020 tumbuh 20,6% secara year on year atau menjadi Rp48,6 triliun. Pegadaian pun bisa menjaga NPL dalam persentase yang cukup baik pada 2020 yaitu 1,01%.
Sementara itu, untuk jaringan pelayanan Pegadaian diperkuat dengan 1 kantor pusat, 12 kantor wilayah, 59 kantor area, 642 kantor cabang, 3.579 kantor unit pelayanan cabang, 29 gerai The Gade Coffee and Gold serta 14 Bank Sampah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News