kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Dorong Kinerja, LinkAja Bakal Fokus Optimalkan Ekosistem BUMN


Kamis, 04 Juli 2024 / 06:11 WIB
Dorong Kinerja, LinkAja Bakal Fokus Optimalkan Ekosistem BUMN
ILUSTRASI. Hingga kuartal I-2024, jumlah pengguna terdaftar LinkAja mencapai lebih dari 93 juta


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform dompet digital PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja bakal fokus untuk mengoptimalkan ekosistem yang dimiliki, termasuk BUMN, untuk meningkatkan kinerja.

Chief Executive Officer LinkAja Yogi Rizkian mengatakan, LinkAja akan berfokus pada bisnis model dua sisi B2B2C.

"Pada B2B, kami berfokus pada end-to-end value chain dari sisi tradisional maupun digital. Pada sisi B2C, kami mengutamakan akuisisi dan retensi pengguna yang bersifat low-cost atau berbiaya rendah. Ekosistem BUMN tetap menjadi key competitive advantage LinkAja sebagai solusi keuangan digital yang mendukung pengembangan infrastruktur pembayaran bersama dengan berbagai lini bisnis BUMN," ucapnya kepada Kontan, Rabu (3/7).

Yogi menyebut, LinkAja akan terus berkolaborasi menggandeng beberapa perusahaan di bawah Kementerian BUMN sebagai penyedia layanan disbursement insentif dan platform penukaran poin loyalitas di dalam lingkup perusahaan BUMN. 

Baca Juga: LinkAja Catat Jumlah Pengguna Terdaftar Lebih Dari 93 Juta hingga Kuartal I-2024

Dia bilang LinkAja juga akan memperkuat peran strategis sebagai platform pembayaran dalam ekosistem BUMN, dengan menginovasikan fitur-fitur unggulan menarik di dalam aplikasi LinkAja.

"Selain itu, sebagai kelanjutan dari pendanaan investasi strategis Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui), LinkAja terus memperkuat kolaborasinya melalui cross-collaboration antara ekosistem Mitsui dan LinkAja," tuturnya.

Sampai akhir 2024, Yogi bilang, LinkAja optimistis menargetkan peningkatan transaksi lebih dari 60% melalui berbagai macam program dan layanan. Dia menyebut peningkatan itu diharapkan dapat bertumbuh sejalan dengan kebutuhan pembayaran transaksi digital yang terus meningkat setiap tahunnya.

Hingga kuartal I-2024, jumlah pengguna terdaftar LinkAja mencapai lebih dari 93 juta. Tercatat, adanya kenaikan retensi pengguna sebesar 4% secara Year on Year (YoY) pada kuartal I-2024.

Begitu juga dengan Average Revenue per User (ARPU) LinkAja meningkat 10% dari periode yang sama pada tahun lalu.

Yogi mengatakan, segmen yang paling mendominasi transaksi di LinkAja pada kuartal I-2024 datang dari layanan setor-tarik tunai, pemanfaatan LinkAja sebagai reseller produk telekomunikasi, dan diikuti dengan transaksi kerja sama LinkAja dengan berbagai ekosistem rekanan.

Dia menambahkan, khusus untuk layanan transaksi setor-tarik tunai, terdapat peningkatan pengguna aktif sebesar 53% secara YoY pada kuartal I-2024.

"Dalam ekosistem Pertamina, terdapat pertumbuhan transaksi pada aplikasi MyPertamina yang terhubung dengan e-wallet LinkAja sebesar 94% secara YoY dan peningkatan pertumbuhan transaksi top-up melalui Bright Store sebesar 99% secara YoY," ungkapnya.

Baca Juga: LinkAja Catat Transaksi QRIS Mencapai 3,7 Juta Transaksi Per Mei 2024

Selain itu, Yogi mengatakan dari ekosistem Grab sebagai salah satu rekanan strategis LinkAja di bidang transportasi, tercatat adanya pertumbuhan pembayaran dengan menggunakan aplikasi LinkAja sebesar 22% YoY pada kuartal I-2024. Adapun dari ekosistem Bluebird meningkat sebesar 7% YoY.

Untuk pemanfaatan QRIS melalui platform LinkAja, Yogi menjelaskan perusahaan mencatatkan pertumbuhan transaksi sebesar hampir 20% YoY per April 2024. Adapun transaksi QRIS pada platform LinkAja berada di angka 3,7 juta per April 2024.

"Sektor yang paling mendominasi transaksi lewat QRIS, yakni sektor ritel, seperti pembelanjaan di supermarket, mini market, pedagang grosir, FMCG, bahan bakar dan energi, makanan dan minuman, serta e-commerce," kata Yogi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×